TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tingginya Target Kota Bandung dari Mesin Parkir yang Tak Optimal

Mesin parkir adalah fasilitas mendesak bagi Kota Bandung.

ilustrasi mesin parkir (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Soal memilih tempat parkir, Rijaldi (28 tahun) tak pernah pikir panjang. Misalnya, waktu ia pulang dari salah satu tempat hiburan di Jalan Braga, Kota Bandung, sekitar pukul 22:30 WIB pada Jumat (15/11), ia menemui tukang parkir dan memberi upah sewa lahan parkir pinggir jalan. Padahal Rijaldi tahu bahwa di Jalan Braga terdapat mesin parkir yang sejatinya ia gunakan.

Rijaldi hanyalah salah seorang dari banyaknya warga Bandung yang belum mengerti betapa mesin parkir merupakan fasiltias yang mudah dan menguntungkan bagi masyarakat Bandung. Kepada IDN Times Jabar, Rijadi mengaku belum mengerti secara jelas sistem pembayaran menggunakan mesin parkir.

Ia juga merasa bahwa pemerintah tak pernah memberikan wawasan pada masyarakatnya lewat sosialisasi penggunaan mesin parkir. "Dari awal ada mesin parkir, saya bingung. Metode bayarnya seperti apa? Apakah langsung tap e-money (uang elektronik), atau kasihkan e-money ke tukang parkir, atau seperti apa?" ujar Rijaldi di Jalan Braga, Jumat (15/11).

1. Banyak juga mesin parkir tidak berfungsi

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Selain dibuat bingung oleh sistem pembayarannya, Rijadi mengaku masih sering melihat beberapa mesin parkir menganggur dan tidak terpakai. Misalnya, beberapa mesin parkir di daerah Jalan Bahureksa, Kecamatan Bandung Wetan. Menurutnya, dua mesin tersebut tidak aktif dan layarnya pun mati.

"Ada dua (mesin parkir) di Jalan Bahureksa, tapi saya lihat tidak menyala dan tidak berfungsi," ungkapnya.

IDN Times mencoba menelusuri mesin parkir yang konon tidak berfungsi tersebut. Berdasarkan pantauan di lapangan, dua mesin parkir tersebut memang telah terpasang, tepatnya di dekat salah satu hotel yang ramai pengunjung. Namun, sayangnya, mesin parkir itu tidak dalam keadaan menyala.

2. Dishub mengklaim mesin parkir tidak ada bermasalah

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Ricky Gustiadi menilai bahwa mesin parkir yang ada di Kota Bandung tidak memiliki masalah. Namun, ia mengaku tetap akan mengooptimalkan fungsi dari mesin parkir yang tersebar di sejumlah jalan di Kota Kembang.

"Mesin parkir di kita baik-baik saja, sedang kita lakukan optimalisasi pelaksanaanya," ujar Ricky saat ditemui di Taman Badak, Jalan Wastukencana, Selasa (13/11).

Bahkan, berbanding terbalik dengan temuan IDN Times di lapangan, Dishub Kota Bandung justru optimistis mengejar target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari parkir. 

"Target kita 72 miliar, saat ini baru mencapai delapan miliar, semua mesin pasti aktif semua," jelasnya.

3. Target tinggi optimalisasi mesin parkir belum maksimal

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Meski optimistis, Ricky mengaku bahwa target PAD tersebut memiliki nilai yang besar. Apalagi dia berpendapat bahwa masyarakat Kota Bandung memang belum terbiasa dengan kehadiran mesin parkir. 

"Target itu berat buat kita karena memang mesin itu artinya pengoptimalisasi tidak mudah dan ada kesadaran masyarakat untuk lakukan e-payment," jelasnya.

4. Dishub klaim tidak akan ada parkir liar lagi

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Untuk mencapai targer 27 miliar, Ricky mengaku akan mengubah UPT parkir menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Sumber Daya Manusia (SDM) juga akan diperbaiki dengan diberikan pelatihan yang profesional, sekaligus pemberlakuan sanksi yang maksimal kepada pelanggar

Disinggung soal oknum parkir liar, Ricky mengatakan, Dishub Kota Bandung sudah melakukan pengamanan kepada beberapa oknum pemarkir liar. Ke depannya ia memastikan akan terus meningkatkan pengawasan parkir liar.

"Parkir liar oleh oknum yang bukan penjaga parkir dari Dishub akan ditindak. Beberapa memang sudah kami tindak, seperti yang terjadi di Jalan Braga," tuturnya.

Berita Terkini Lainnya