Masih Jadi Perhatian, Kasus Stunting di Kota Bandung Masih Naik-Turun
Kasus stunting di Kota Bandung disebabkan oleh multi-faktor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kasus stunting di Kota Bandung masih mengalami naik-turun atau belum stabil. Hal ini dibuktikan berdasarkan data yang dibukukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, selama kurun waktu empat tahun terakhir.
Berdasarkan data 2018 sampai 2021 presentase kasus stunting di Kota Bandung masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada 2018, dari 10.048 balita di Kota Bandung, 7,56 persen dinyatakan stunting. Kemudian pada 2019, dari 8.121 balita, ada 6,53 persen dinyatakan stunting.
Selanjutnya, pada 2020 dari 9.567 balita ada 8,93 persen dinyatakan stunting. Terakhir pada 2021, dari 7.568 balita Kota Bandung, ada 7,59 persen juga dinyatakan stunting.
1. Ada 12 kelurahan dengan kasus stunting tertinggi di Kota Bandung
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengungkapkan data 2021 yang mengulas kondisi kesehatan di 151 kelurahan, 30 kecamatan, yang ada di Kota Bandung. Dari data tersebut, sebanyak 12 kelurahan di 12 kecamatan diketahui memiliki kasus stunting terbanyak. Lokasi kelurahan itu terletak di tengah pusat kota.
"Kecamatan Astana Anyar, Kelurahan Panjunan nomor satu, ada 39,19 persen balitanya dinyatakan stunting. Kemudian, ada Kecamatan Babakan Ciparay, Kelurahan Margahayu Utara ada 35,26 persen balitanya mengalami stunting," ujar Anhar, Kamis (18/8/2022).
Untuk di tingkat Provinsi Jabar sendiri, Anhar menjelaskan bahwa Kota Bandung masih ada di urutan 20 dari 27 kabupaten dan kota di Jabar dengan angka stunting yang tinggi. Meski demikian, penanganan dan pengurangan kasus stunting masih menjadi perhatian pemerintah setempat.
Baca Juga: Pemkot Bandung Tak Akan Mundur Tagih Utang Yayasan Bandung Zoo
Baca Juga: Warga Bandung Tetap Gelar Karnaval Meski Sudah Diimbau Pemkot