Deretan Janji-janji Bakal Pasangan Calon Pilgub Jabar 2024
Mana yang paling realistis dan mendesak?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Sebanyak empat bakal pasangan calon (Bapaslon) gubernur dan wakil gubernur telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat. Semua Bapaslon itu kini tengah menjalani proses kelengkapan berkas persyaratan untuk nantinya ditetapkan sebagai calon resmi.
Empat pasangan yang telah mendaftarkan diri ke kantor KPU Provinsi Jawa Barat ini yaitu, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM); Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie diusung PKS, PPP, NasDem; Acep Adang Ruhiat-Gita KDI diusung PKB; juga Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja oleh PDI Perjuangan.
Usai Bapaslon mendaftarkan diri ke KPU Jawa Barat, mereka turut menyampaikan dan janji-janji dan beberapa program yang akan diberikan kepada masyarakat. Adapun sampai saat ini KPU Jawa Barat masih belum menerima daftar para tim sukses dari masing-masing Bapaslon.
1. Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan fokus penanganan Stunting
Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan telah membocorkan beberapa janji-janji yang akan diterapkan jika nantinya terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur. Pasangan ini sendiri mengusung tagline Jabar Istimewa yang di dalamnya ada beberapa program prioritas yang akan dimaksimalkan, seperti penanganan persoalan stunting dan gizi buruk.
"Sebenarnya saya sudah bicara berulang-ulang, bahwa kami ingin membebaskan rakyat Jawa Barat, anak-anak sekolah dari stunting kekurangan gizi atau gizi buruk," ujar pria yang akrab dengan Panggilan Demul ini.
Secara mendasar, ia menjelaskan, jika sudah memiliki keingin membebaskan, memerdekakan anak-anak Jawa Barat dari gizi buruk, dan secara otomatis di dalamnya adalah ketersediaan pangan yang bergizi.
"Itu adalah sebuah keharusan yang dimulai bukan hanya ketika mereka sekolah dari di taman kanak-kanak, tetapi dari proses bagaimana postur-postur wanita di Jawa Barat harus postur-postur yang ideal untuk hamil," katanya.
"Sehingga dia nanti punya janin yang ideal punya bayi yang kemudian nanti setelah melahirkan juga mereka disusui oleh ASI ibunya," kata Demul.
Dengan program ini, Demul memastikan Pemprov Jawa Barat akan hadir untuk mengintervensi, mengedukasi dan menyediakan seluruh kebutuhan.
"Itu nanti mungkin dokter di puskesmas bisa mengeluarkan resep pengambilan makanan ke minimarket ke warung-warung yang menjadi mitra kerjasama pemerintah provinsi untuk diambil makanan-makanan yang berkualitas bagi mereka ini," ujarnya.
Menurutnya, persoalan pembebasan masyarakat dari kasus gizi buruk, kasus stunting bukan hanya sekedar pemerintah memberikan makan. Lebih daripada itu, yang paling utama adalah membuat ruang agar anak-anak mengerti makanan yang bergizi.
Karena anak-anak Jawa Barat hari ini, kata Demul, banyak yang kurang memiliki edukasi, akhirnya jajan sembarangan, tanpa mengetahui ukuran atau takaran karbohidratnya dan kalorinya protein nabati hingga protein hewaninya.
"Edukasi itu yang akan kita lakukan dalam perspektif ke depan," kata dia.