TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyebaran Hoaks Terus Meningkat Jelang Pilpres 2019

Usia sebarkan hoaks, akun-akun tersebut langsung dimatikan‎

Pinterest

Yogyakarta, IDN Times - Penyebaran berita bohong atau hoaks terus meningkat dua bulan jelang pemilihan umul (Pemilu) pada 17 April 2019, nanti. Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat pada Januari 2019 terdapat 60-an hoaks yang disebarkan, sedangkan pada Februari 2019 lebih dari 70 hoaks yang disebarkan.

Baca Juga: Pengaruh Media Sosial Terhadap Pilihan Millennial di Pilpres 2019

1. Masih ditemukan hoaks di luar isu Pemilu

IDN Times/Daruwaskita

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan bahwa penyebaran hoaks tidak saja terkait dengan Pemilu serentak namun juga ada yang tak terkait dengan Pemilu.

"Kita menemukan adanya nyebaran hoaks produk makanan yang jika dikonsumsi perempuan maka akan mengganggu alat reproduksi dan ketika dikonfirmasi ke Kementerian Kesehatan, hal tersebut tidak benar alias hoaks," kata Rudiantara di Yogyakarta, Sabtu (23/2).

2. Tentukan hoaks, Kemenkominfo libatkan pihak luar‎

google

Rudi menjelaskan untuk menentukan informasi hoaks atau bukan pihaknya harus juga mengonfirmasi kepada pihak lain di luar Kementerian Komunikasi dan Informatika sehingga tidak bisa menentukan sendiri. "Istilahnya kalau dunia jurnalistik perlu cover both side ( berimbang) sebelum memutuskan hoaks atau bukan," jelasnya.

3. Modus penyebaran hoaks

lescrutateur.com

Terkait dengan banyaknya akun-akun bodong yang digunakan untuk menyebarkan hoaks, Rudiantara tak membantahnya, bahkan akun tersebut langsung dinonaktifkan usai menyebar hoaks melalui media sosial.

"Modusnya itu menyebarkan hoaks melalui Facebook atau Instagram. Kemudian setelah diunggah ke Facebook atau Instagram kemudian di-capture dan kemudian disebarkan melalui WhatsApp. Lalu ketika sudah viral, ketika dicari akun penyebarnya ternyata sudah mati," ungkapnya.

"Ya sebenarnya meski akun sudah dinonaktifkan bisa saja dicari namun butuh waktu lebih lama," tuturnya.

Baca Juga: Begini Peran Millennial Ciptakan Pemilu Bersih

Berita Terkini Lainnya