TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disdik Jabar Masih Kaji Aturan Penghapusan Jurusan IPA/IPS di SMA

Disdik belum dapat sosialisasi dari Kemendikbudristek

Plh Kepala Disdik Jawa Barat, Ade Afriandi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat masih melakukan kajian atas penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA berdasarkan keputusan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek. Rencananya, aturan ini diterapkan secara penuh mulai tahun ajaran 2024/2025.

Plh Kepala Disdik Jawa Barat, Ade Afriandi mengatakan, dirinya masih belum mendapatkan informasi yang lengkap dari Kemendikbudristek mengenai mekanisme penghapusan jurusan dan penggantinya nanti akan seperti apa.

"Menurut teman-teman KCD (Kantor Cabang Dinas) sampai dengan kemarin juga belum ada sosialisasi. Masih menunggu keputusan pasti dari pemerintah pusat," ujar Ade saat dikonfirmasi, Sabtu (20/7/2024).

1. Aturan ini baru akan didiskusikan minggu depan

Meski belum mendapatkan informasi lengkap, Ade memastikan, jajarannya akan mengkaji sekaligus mendiskusikan bersama soal teknis penerapannya di seluruh sekolah SMA yang ada di Jawa Barat. Adapun penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa sendiri merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka.

"Kami akan diskusikan ya dalam rapat pekan ini mengenai muatan-muatan dan sebagainya. Kami mengkaji lagi untuk penerapan nantinya akan seperti apa," tuturnya.

2. Penghapusan jurusan masuk dalam Kurikulum Merdeka

Sebelumnya, Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menjelaskan kalau kebijakan ini sudah diterapkan secara bertahap sejak 2021.

Pada tahun ajaran 2024/2025, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMA/SMK. Penjurusan di SMA pun otomatis dihapuskan dan siswa sekarang bisa bebas memilih mata pelajaran sesuai minatnya. 

"Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karier, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut," ujar Anindito, beberapa waktu kemarin.

Berita Terkini Lainnya