7 Mitos Makan Mie Instan dan Fakta yang Harus Kamu Tahu

- Mitos seputar mie instan yang perlu diluruskan:
- Mie instan tidak menyebabkan kanker, karena belum ada bukti ilmiah yang mendukung.
- Mie instan tidak mengandung lilin, teksturnya berasal dari minyak dan proses pengolahan.
- Tidak ada larangan medis untuk makan mie instan bersama nasi, namun konsumsi berlebih dapat menyebabkan kegemukan.
- Fakta-fakta terkait kandungan dan mitos mie instan:
- Air rebusan mie instan tidak mengandung zat kimia berbahaya, namun boleh dibuang untuk mengurangi kalori.
- Mie instan mengandung sedikit gizi, tapi bisa ditambah
Mie instan merupakan makanan yang cukup digemari oleh orang Indonesia. Meskipun dianggap sebagai makanan yang tidak sesuai dengan pola makan seimbang, nyatanya mie instan populer karena rasanya yang lezat, cara penyajiannya mudah dan harganya yang terjangkau.
Tak heran, mie instan menjadi pilihan mudah bagi kebanyakan orang ketika merasa lapar dan ingin makan. Namun, seiring dengan kepopulerannya, muncul berbagai mitos yang berkembang di tengah masyarakat.
Beberapa mitos ini membuat orang khawatir, meskipun kebenarannya belum dapat dibuktikan. Lantas, apa saja mitos seputar mie instan yang perlu diluruskan? Berikut daftarnya:
1. Mie instan menyebabkan kanker
Mitos ini sangat populer di masyarakat yang membuat sebagian orang enggan dan menghindari konsumsi mie instan. Faktanya, sampai saat ini belum terdapat penelitian ilmiah yang membuktikan keterkaitan langsung antara konsumsi mie instan dengan penyakit kanker.
Jika kita perhatikan dengan seksama, kandungan utama mie instan adalah tepung terigu, minyak, garam, dan beberapa bahan pengawet. Bahan-bahan tersebut tidak akan berdampak serius pada kondisi kesehatan selama dikonsumsi dalam batas normal.
2. Kandungan lilin pada mie instan
Sempat beredar kabar bahwa mie instan dilapisi lilin agar tidak lengket dan awet. Namun faktanya, mie instan tidak mengandung lilin. Tekstur licin pada mie berasal dari minyak dan proses pengolahan.
Untuk menghasilkan mie instan yang kering, tahan lama dan mudah diseduh, dilakukan proses penggorengan atau pengeringan menggunakan udara panas yang disebut sebagai proses deep frying. Proses ini aman, jadi tidak perlu khawatir!
3. Tidak boleh makan mie instan bersama dengan nasi
Makan mie instan bersama nasi bisa berbahaya. Benarkah begitu? Tidak ada larangan medis untuk mengkonsumsi keduanya secara bersamaan. Hanya saja penting untuk kita ketahui bahwa mie instan dan nasi merupakan sumber karbohidrat sederhana.
Akibatnya jika dikonsumsi bersamaan, asupan kalori dan karbohidrat menjadi sangat tinggi. Dalam jangka panjang dan intensitas konsumsi yang sering, akan berpotensi menyebabkan kegemukan. Faktor ini bersifat tidak langsung, tetapi tidak disarankan dari sisi kandungan gizi.
4. Air rebusannya harus dibuang karena kandungan bahan berbahaya
Sudah menjadi mitos bagi sebagian orang bahwa air rebusan pertama mie instan mengandung zat kimia berbahaya. Sebenarnya, air rebusan ini hanya mengandung sedikit sisa pati, minyak, atau perisa dari bumbu yang ikut menempel.
Faktanya tidak ada kandungan zat berbahaya khusus yang harus dihindari. Bukan sebuah kewajiban, membuang air rebusan boleh dilakukan jika ingin mengurangi kandungan minyak atau kalori pada mie instan.
5. Tidak ada kandungan gizi
Kandungan gizi pada mie instan memang tergolong sedikit alias tidak padat. Namun bukan berarti tidak mengandung sama sekali. Faktanya mie instan mampu menyediakan energi dari karbohidrat, lemak, sedikit protein dan beberapa vitamin serta mineral.
Gizi yang terkandung di dalam mie instan tergolong tidak seimbang sehingga akan lebih baik jika ditambahkan telur, sayur dan sumber protein lainnya.
6. Kandungan pengawet yang berlebihan
Disebut sebagai makanan penuh bahan pengawet berbahaya, faktanya daya tahan mie instan lebih banyak dipengaruhi oleh proses pengeringan atau penggorengan yang membuat kadar airnya sangat rendah.
Penggunaan tambahan pengawet seperti antioksidan lebih ditujukan untuk mencegah tengik dan penggunaannya sesuai regulasi di bawah pengawasan ketat oleh BPOM.
7. Keseringan makan mie instan akan merusak organ
Isu ini sering dibungkus dengan cerita seram: mie instan menumpuk di usus atau merusak ginjal. Padahal faktanya, mie instan dapat dicerna tubuh sama halnya dengan makanan berbahan tepung terigu lainnya.
Yang perlu menjadi perhatian adalah kandungan garam dan lemak jenuh yang tinggi jika dikonsumsi terlalu sering. Kandungan natrium pada bumbu penyedap mie instan memang bisa memengaruhi kesehatan jangka panjang seperti tekanan darah tinggi dan kegemukan, tetapi tidak akan berdampak pada organ tubuh dalam jangka waktu yang singkat.
Mie instan memang tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari sebagai pengganti makanan dengan gizi seimbang, namun dampak mengonsumsinya tidak seburuk mitos yang beredar di masyarakat.
Kita diperbolehkan untuk konsumsi mie instan, tetapi hanya sebagai makanan pendamping sementara. Kita tetap dianjurkan untuk menjaga pola makan seimbang. Tambahkan sayur, telur atau daging sebagai pelengkap agar makan mie instan menjadi lebih sehat.