Pie Pala dan Kue Tempe menjadi alternatif oleh-oleh khas Sukabumi
Pie Pala terinspirasi dari sejarah penghasil pala di zaman Belanda, menggunakan bahan premium langsung dari petani lokal Sukabumi
Kue Tempe dibuat dari 70% tempe asli UMKM Sukabumi, dengan motif batik Sukabumi sebagai inspirasi kemasan
Kota Sukabumi, IDN Times - Selama ini Sukabumi dikenal dengan oleh-oleh mochi dan laksa. Namun, kali ini hadir dua kuliner lain yang bisa menjadi alternatif rekomendasi buah tangan khas Sukabumi.
Adalah kue tempe dan pie pala. Keduanya memiliki rasa yang menyegarkan, unik dan mengangkat kearifan lokal. Simak ulasan berikutnya:
CEO Kiko Bakes, Robil Alaminto, menceritakan ide awal tercetus saat dirinya bertanya ke Dinas Pariwisata tentang ikon oleh-oleh khas Sukabumi. Jawaban yang ia terima justru membingungkan.
"Ide pertamanya sih, kita nanya-nanya ke pihak pariwisata, cari tahu apa sih khas Sukabumi. Yang kita tahu selama ini cuma mochi dan laksa. Tapi ternyata mochi itu penciptanya bukan orang Sukabumi asli, laksa pun ada perdebatan antara Bogor dan Sukabumi," ungkap Robil kepada IDN Times, Minggu (20/7/2025).
Dari situ ia teringat sejarah Sukabumi sebagai salah satu penghasil pala terbesar pada zaman kolonial Belanda. "Pala itu buah Indonesia, dan Sukabumi punya peran penting sebagai petaninya. Dari situ kita ingin menghidupkan lagi pala jadi kebanggaan lokal," ujarnya.
Robil menegaskan bahwa pihaknya hanya menggunakan bahan premium, hasil panen petani Parungkuda dan Cisaat.
"Buahnya selalu fresh, kita olah langsung setelah dipetik. Yang unik, pala itu gak musiman, jadi stoknya ada terus. Kita juga manfaatkan buahnya dan bijinya buat aroma hangat," jelasnya.
Selain rasanya yang unik, pie pala ini dikemas eksklusif dalam kotak batik hasil kolaborasi dengan brand lokal Batik Kakak. Satu kotak Pie Pala dijual seharga Rp72 ribu.
"Selain rasa, kita juga angkat kemasan yang menarik dengan kearifan lokal Sukabumi," tambahnya.
Tak kalah unik, Kiko Bakes juga memperkenalkan Kue Tempe. Bahan utamanya 70 persen tempe asli dari UMKM Sukabumi. Tempenya dikukus, bukan digoreng, supaya kandungan proteinnya tetap terjaga dan minim kolesterol.
"Tempe itu kan sehat banget sebenarnya, apalagi dimakan mentah pakai madu untuk lambung. Nah kita olah jadi kue premium supaya orang suka dan gak cuma dimakan pakai nasi," ujar Robil.
Kue Tempe dihiasi topping karamel manis. Harganya Rp76 ribu per kotak dengan daya tahan 3 hari di suhu ruang atau seminggu jika disimpan di kulkas.
Kedua cemilan itu dibungkus menggunakan kain batik khas Sukabumi. Owner Batik Kakak, Fitri Apriyanti, menjelaskan kemasan pie dan kue ini terinspirasi teknik furoshiki Jepang, di sana membungkus makanan dengan kain agar lebih higienis.
"Kita pakai batik motif Sukabumi seperti Parafpala Sunda dan Penyu Samudra dengan warna sage green dan terracotta. Pattern-nya juga asli desain suami saya," ujarnya.
Jeslyn Lysandra, owner Kiko Bakes, berharap Pie Pala dan Kue Tempe bisa jadi buah tangan baru yang membanggakan Sukabumi.
“Awalnya iseng di event tahun lalu, ternyata banyak yang suka. Kita ingin orang-orang enjoy sama pie pala dan kue tempe ini, mudah-mudahan jadi kebanggaan Sukabumi juga,” kata Jeslyn.
Dengan cita rasa unik, bahan lokal, kemasan berkelas, dan cerita sejarah di baliknya, Pie Pala dan Kue Tempe digadang-gadang siap jadi primadona baru oleh-oleh Sukabumi. Tertarik mencobanya?