TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Kerajaan Galunggung, Cikal Bakal Kabupaten Tasikmalaya

Sejarah panjang hingga membuahkan nama Kabupaten Tasikmalaya

potret Tugu Situs Gegera Hanjuang (commons.wikimedia.org/Hayati Mayang Arum)

Terbentuknya Kabupaten Tasikmalaya tidak bisa lepas dari sejarah Kerajaan Galunggung. Eksis pada abad ke-VII sampai abad ke-XII, Kerajaan Galunggung sempat dipimpin oleh seorang perempuan yaitu Batari Hyang.

Sebelum ditetapkan dengan nama Kabupaten Tasikmalaya oleh R.A.A Wiratanuningrat, mulanya wilayah tersebut bernama Kabupaten Sukapura. Berikut, sejarah Kerajaan Galunggung selengkapnya.

Baca Juga: Fakta Menarik tentang Kutai Kartanegara Dulunya Adalah Kerajaan Besar 

1. Sejarah berdirinya Kerajaan Galunggung

Instagram.com/@galunggung_official

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa tersebut di antaranya Batara Kuncung Putih, Batara Semplakwaja, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang. Pada masa Batari Hyang itu lah bentuk kebataraan diubah menjadi kerajaan.

Nah, kerajaan tersebut diberi nama Galunggung. Kerajaan Galunggung terbentuk pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka, atau sekitar tanggal 21 Agustus 1111. Sebelum mencapai masa kejayaan di tangan Batari Hyang, Galunggung sempat diperintah oleh Resi Guru Sudakarmawisesa.

2. Sosok Batari Hyang

ilustrasi teks pada prasasti Geger Hanjuang yang memuat tentang Batari Hyang, Ratu Galunggung (dok. Soekapura.or.id)

Sumber otentik yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Galunggung yaitu prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, masih termasuk area Gunung Galunggung. Dalam bahasa Indonesia, prasasti Geger Hanjuang berbunyi

"(pada tahun) 1033 (Saka) (ibukota) Ruma(n)tak diperkuat (pertahanannya) oleh Batari Hyang."

Dari prasasti tersebut menguatkan bahwa Batari Hyang adalah ratu Kerajaan Galunggung yang punya kekuasaan besar, sedangkan Rumantak sebagai pusat dari Kerajaan Galunggung. Batari Hyang sebenarnya adalah istri dari penguasa Galunggung sebelumnya, yaitu Resi Guru Sudakarmawisesa.

Resi Guru Sudakarmawisesa pada saat itu menikah dengan Dewi Citrawati, putri anak dari Resi Guru Batara Hyang Purnawijaya keturunan Sri Jayabupati. Ia lalu melakukan perjalanan spiritual dan menyerahkan tahta kekuasaan Galunggung pada istrinya. Dewi Citrawati kemudian mendapat gelar Batari Hyang Janapati dan menjadi salah satu perempuan yang memimpin kerajaan di Indonesia.

Salah satu upaya Batari Hyang dalam memperkuat pertahanan wilayah Galunggung, yaitu dengan membuat parit atau disebut juga nyusuk atau marigi. Peristiwa tersebut tercatat pula dalam naskah Amanat Galunggung. Selain itu, Batari Hyang juga membentuk angkatan perang sebagai tindakan preventif dari penyerangan musuh.

Baca Juga: 5 Perbedaan Kerajaan Mataram Kuno dan Kesultanan Mataram, Ada Kaitan?

Berita Terkini Lainnya