Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi dan Mitos Perjodohannya

Termasuk benda cagar budaya di Kota Cirebon

Indonesia tak hanya kaya akan adat istiadat dan budaya, pun kental dengan sejarah panjangnya. Ada banyak tempat di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki nilai sejarah.

Salah satu lokasi yang punya jejak sejarah penting di Kota Cirebon yakni Taman Sari Gua Sunyaragi yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi. Dulunya, area gua adalah tempat untuk bertapa atau meditasi oleh para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Layaknya tempat bersejarah lain, Gua Sunyaragi juga punya mitos tersendiri yang berkaitan dengan perjodohan. Daripada penasaran, langsung cek sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi berikut, yuk!

1. Sejarah pembangunan Gua Sunyaragi menurut beberapa sumber

Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi dan Mitos Perjodohannya ilustrasi Gua Sunyaragi di tahun 1865-1876 oleh F. C. Wilsen (dok. Tropenmuseum)

Terkait sejarah kemunculan Gua Sunyaragi, ada dua sumber sejarah yang bisa menjadi rujukan. Melansir kebudayaan.kemdikbud.go.id, sumber pertama yaitu Carub Kanda atau berasal dari berita lisan dari para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton yang dituturkan turun-temurun.

Menurut versi Carub Kanda dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, pembangunan Taman Sari Gua Sunyaragi dilatari oleh peralihan fungsi Pesanggrahan Giri Nur Sapta Rengga yang jadi permakaman raja-raja Cirebon. Pemicu lainnya yaitu adanya pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil, dan area lain dalam rangka perluasan Keraton Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon) pada 1529 Masehi.

Lalu, sumber kedua yang mencatat tentang pendirian Taman Sari Gua Sunyaragi adalah buku Purwaka Caruban Nagari yang ditulis langsung oleh Pangeran Kararangen atau Pangeran Arca Carbon pada 1720. Menurut versi ini, Gua Sunyaragi dibangun oleh cicit Sunan Gunung Jati, yakni Pangeran Kararangen, pada 1703 Masehi.

Nama Sunyaragi berasal dari kata "sunya" yang berarti sepi dan "ragi" yang berarti raga. Sejarah pada versi Caruban Nagari lah yang kini kerap dijadikan rujukan para tour guide di Gua Sunyaragi.

Baca Juga: 5 Bangunan Tua di Bogor yang Bersejarah, Masih Berdiri Kokoh

2. Bekas markas prajurit dan gudang senjata

Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi dan Mitos Perjodohannya Gua Sunyaragi, Cirebon (commons.wikimedia.org/Rachmat04)

Secara garis besar, Taman Sari Gua Sunyaragi merupakan tempat bertapa bagi para pembesar dan prajurit keraton untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Ketika Sultan Sepuh V Sultan Sjafiudin Matangaji berkuasa, kompleks taman juga digunakan sebagai markas prajurit kesultanan, tempat pembuatan sekaligus gudang senjata.

Setidaknya, ada 12 ruangan atau bangunan pada Taman Sari Gua Sunyaragi dengan fungsi masing-masing, yaitu:

  1. Bangsal jinem untuk tempat sultan memberi wejangan dan menyaksikan para prajurit berlatih.
  2. Gua pengawal untuk tempat berkumpul para pengawal sultan.
  3. Kompleks Mande Kemasan (sebagian hancur).
  4. Gua pandekemasang untuk tempat pembuatan senjata tajam.
  5. Gua simanyang untuk pos penjagaan.
  6. Gua langse untuk tempat bersantai.
  7. Gua peteng untuk tempat nyepi guna meningkatkan kekebalan tubuh.
  8. Gua arga jumud untuk tempat menyambut orang penting keraton.
  9. Gua padang ati untuk tempat bersemedi.
  10. Gua kelanggengan untuk tempat bersemedi secara khusus agar langgeng jabatan.
  11. Gua lawa untuk tempat khusus kelelawar.
  12. Gua pawon adalah dapur penyimpanan makanan.

Tahun demi tahun, kegiatan di Taman Sari Gua Sunyaragi mulai terdeteksi oleh radar VOC. Penyerangan pun pecah pada tahun 1786 yang menyebabkan gugurnya Sultan Sepuh V Sultan Sjafiudin Matangaji.

Kepemimpinan Kesultanan Kasepuhan kemudian diteruskan oleh saudaranya, yaitu Pangeran Raja Hasanuddin. Sedangkan keadaan kompleks taman hanya menyisakan puing-puing setelah dihajar VOC.

3. Perbaikan setelah dirusak pasukan Hindia Belanda

Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi dan Mitos Perjodohannya Gua Sunyaragi, Cirebon (disparbud.jabarprov.go.id)

Gaya arsitektur Gua Sunyaragi adalah hasil kombinasi antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Timur Tengah atau Islam, gaya Cina atau Tiongkok kuno, dan gaya Eropa. Beberapa kali, kompleks taman mengalami perbaikan usai dibabat pasukan Hindia Belanda, di antaranya:

  • Pemugaran Taman Sari Gua Sunyaragi pertama pada tahun 1852.
  • Lalu, diadakan lagi pada tahun 1937 hingga 1938 oleh pemerintah kolonial Belanda yang diamanahkan pada petugas Dinas Kebudayaan Semarang. Perbaikan ditujukan agar konstruksi aslinya lebih kokoh lewat penambahan pilar atau tiang-tiang bata penguat pada bagian atap lengkung.
  • Pemugaran oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan secara keseluruhan pada tahun 1976 hingga 1984.
  • Bantuan revitalisasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Kebudayaan, melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman tahun 2014. Perbaikan kali itu untuk memperkuat bangunan berstruktur kayu dengan atap sirap.

4. Mitos tentang jodoh di Gua Sunyaragi

Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi dan Mitos Perjodohannya Gua Sunyaragi, Cirebon (disparbud.jabarprov.go.id)

Taman Sari Gua Sunyaragi juga tidak luput dari mitos yang berkembang dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat. Mitosnya, seorang perawan dilarang menyentuh salah satu patung batu Perawan Sunti. Jika larangan tersebut dilanggar, konon katanya perawan tersebut bakal sulit mendapatkan jodoh.

Namun, jika terlanjur menyentuhnya, ada cara untuk menangkal mitos tersebut. Si perawan harus masuk ke dalam Gua Kelanggengan yang dipercaya bisa membantu melanggengkan sesuatu, salah satunya soal jodoh.

Terlepas dari benar atau tidaknya, kita hanya perlu menghormati dan menghargai kepercayaan tersebut, ya. Gimana? Jadi tertarik berkunjung setelah menyimak sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi dan hal-hal menariknya tadi?

Baca Juga: Gedung Ampera Cianjur, Tempat Bersejarah Saksi Peristiwa G30S/PKI

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya