TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Talaga Manggung di Majalengka

Salah satu kerajaan bercorak Budha di Jawa Barat

gerbang Museum Talagamanggung (dok. Museum Talagamanggung)

Jauh sebelum datang masa penjajahan,  beberapa kerajaan pernah berkuasa di berbagai wilayah di Jawa Barat. Mulai dari Kerajaan Tarumanegara di Citarum, Kerajaan Galunggung di Tasikmalaya, hingga Kerajaan Pajajaran di Bogor.

Sistem pemerintahan Kabupaten Majalengka juga dulunya adalah kerajaan, dengan Talaga Manggung sebagai kerajaan pertama di Kota Angin. Lantas, bagaimana sejarah dan perkembangan Talaga Manggung? Berikut rangkumannya.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Cirebon dan Peninggalannya yang Masih Ada

1. Sejarah dan pendiri Kerajaan Talaga Manggung

potret area Museum Talagamanggung (google.com/maps/Maulana Yahya Subandi)

Dalam naskah kuno Carita Parahiyangan, disebutkan jika Talaga adalah salah satu dari beberapa kerajaan di bawah Pajajaran. Talaga yang dimaksud yaitu kerajaan yang berada di suatu wilayah yang kini bernama Kecamatan Talaga.

Meskipun bawahan Kerajaan Pajajaran, namun Kerajaan Talaga tidak dipengaruhi oleh siapa pun alias berdiri sendiri dengan corak Budhisme. Pustaka Caruban Nagari pun mencatat, Kerajaan Talaga merupakan pucuk umum yang mengkoordinir kerajaan-kerajaan kecil di wilayah barat.

Menurut beberapa sumber, Kerajaan Talaga Manggung mulai menjalankan sistem pemerintahannya pada awal abad ke-13 atau sekitar tahun 1293. Cikal bakal Talaga Manggung dibangun oleh Prabu Dharma Suci atau Dharma Suci I yang masih satu keturunan dengan Kerajaan Galuh.

Prabu Dharma Suci memiliki dua anak, yaitu Begawan Gara Siang dan Talaga Manggung. Ia menyerahkan wilayah yang dikuasainya kepada Talaga Manggung, sebab Begawan Gara Siang lebih berminat pada hal keagamaan.

Sebagai penerus tahta, gelar Dharma Suci II kemudian disematkan pada Talaga Manggung. Setelah wafat, ia pun diberi gelar Sunan Talaga Manggung oleh masyarakat.

Di bawah kepemimpinannya lah, Kerajaan Talaga Manggung mencapai masa kejayaan.Oleh sebab itu, kerajaan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Talaga Manggung.

Sumber lain menyebut pula, jika penamaan Talaga terinspirasi dari sebuah talaga (danau), yang dipercaya oleh masyarakat adalah Danau Sangiang. Danau tersebut konon pernah menjadi Keraton Talaga sebelum dipindahkan ke daerah lain.

2. Tidak ditaklukkan Cirebon

peta Majalengka zaman dahulu, pekiraan tahun 1857 (dok. Australian National Library)

Beberapa sumber menyebut bahwa Kerajaan Talaga pada akhirnya takluk oleh Kerajaan Cirebon. Namun, menurut catatan Wangsakerta, Kerajaan Talaga tidak termasuk salah satu dari sekian kerajaan di tanah Sunda yang pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Cirebon. Hal tersebut dituturkan pula oleh Sejarawan, Budayawan, dan Wartawan Rais Purwacarita dalam catatannya Asal-Usul Majalengka (2).

Kerajaan Talaga memang memiliki hubungan dengan Kerajaan Cirebon. Tetapi menurut pustaka Caruban Nagari (Pangeran Arya Carbon-1786) diisyaratkan, tidak ada pertempuran atau intervensi yang terjadi antara tentara Talaga dengan Cirebon.

Suatu pertemuan bilateral memang pernah diadakan antara Sunan Gunung Jati (dari Kerajaan Cirebon) dan Pangeran Arya Saringsingan (dari Kerajaan Talaga). Buah pembicaraan tersebut berupa kesepakatan yang mengizinkan Sunan Gunung Jati untuk berdakwah agama Islam di tanah Talaga. Kerajaan Talaga pun masih berdiri setelah Islam berkembang di kalangan masyarakat Talaga.

Menurut Rais Purwacarita, faktor lain yang membuat Kerajaan Talaga tidak pernah diusik oleh Kerajaan Cirebon, yaitu

  • Kerajaan Talaga saat itu sangat kuat sehingga sulit diserang;
  • kerajaan yang memusuhi Cirebon berada di bawah koordinasi Talaga;
  • Sunan Gunung Jati enggan berhadapan dengan orangtuanya di Pajajaran, di mana Pajajaran memiliki hubungan erat dengan Talaga. Sehingga menyerang Talaga sama saja dengan mengusik Pajajaran.

Baca Juga: Unik, Ini 5 Fakta Upacara Adat Siraman Pusaka dan Labuhan

Berita Terkini Lainnya