Tampung Potensi Millennials, Pemkot Bandung Akan Bangun 3 Pusat Kreasi

Sebenarnya, saat ini Kota Bandung sudah memiliki gedung kreatif yang ditujukan bagi anak muda, Bandung Creative Hub (BCH). Namun, di mata Oded, pusat kreasi yang terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Laswi tersebut, agak sulit dijangkau oleh millennials Kota Bandung yang tinggal di kawasan lainnya.

“Maka itu, sesuai janji politik, kami ingin memberi perhatian pada kaum millennials, anak muda, di Bandung. Salah satunya lewat working space ini,” ujar Oded.

Untuk merespons minat kreasi millennials Bandung di wilayah lainnya, maka Oded sudah berkomitmen untuk membangun dua working space baru. Di antaranya terletak di Sarijadi, dan Ujungberung.

Sarijadi merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sukasari, yang terletak di belahan barat Kota Bandung. Sementara Ujungberung, merupakan kecamatan yang terletak di belahan timur Kota Bandung.

“Tahun ini mungkin baru dua, tapi ke depannya kami berharap bisa memiliki enam working space. Jumlah itu cukup untuk mengisi semua wilayah Kota Bandung,” tuturnya.

Tak berhenti di sana, Oded pun akan mempercantik Taman Pramuka yang terletak di Jalan Riau, Kota Bandung. Di taman tersebut, Pemkot Bandung salah satunya akan membangun arena bermain skateboard di bekas sudut terbengkalai yang kerap digunakan untuk parkir liar.

“Youth space adalah ide Pemkot Bandung yang dipadukan dengan ide millennials Bandung. Dalam mendesain Youth Space ini, kami pun melibatkan anak muda,” kata dia.

Dengan wacana Youth Space, Oded berharap masyarakat tak khawatir dengan nasib Taman Pramuka. Ia menjelaskan, Youth Space tidak akan menggeser Taman Pramuka yang sudah lama berdiri di sana.

Sebaliknya, Pemkot Bandung justru berencana membuat Taman Pramuka baru di kawasan Gede Bage, Kota Bandung. Perbedaan kedua taman tersebut salah satunya soal kapasitas, bila mana kelompok Pramuka hendak berkemah dengan jumlah lebih banyak.

Oded menilai masyarakat Bandung dikenal kreatif di kancah nasional, bahkan internasional. Salah satu buktinya, ialah dengan berjamurnya produk-produk kreatif dalam dunia kuliner dan fashion di Indonesia yang berawal dari Bandung.

Tapi pandangan Oded tak berhenti di sana. “Ada kultur lain yang sangat dekat dengan masyarakat Bandung. Misalnya, budaya gotong royong, budaya berkelompok, dan lain-lain. Itulah potensi yang harus kami respons, agar bisa memunculkan sesuatu yang bermanfaat,” tuturnya.