Nelayan Pangandaran Panen Ikan Ditengah Ancaman Cuaca Buruk

Selama Agustus 2020, raman atau nilai transaksi penjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Pangandaran mengalami peningkatan sekitar Rp. 800 juta. "Raman di bulan Agustus mencapai Rp. 3,8 miliar, naik dari bulan sebelumnya sebanyak Rp. 3 miliar," kata Datam.

Kenaikan penjualan ikan kemungkinan masih akan terjadi jika kondisi cuaca membaik. "Mudah-mudahan saja cuaca bagus sehingga banyak nelayan yang melaut," ujarnya.

Kegiatan harian bongkar dan lelang ikan di pelabuhan pendaratan ikan kerap ramai setiap hari.  Hasil tangkapan nelayan Pangandaran dengan alat tangkap gill net, rawai dasar dan liong bun didominasi oleh ikan-ikan kualitas ekspor seperti Kakap, Layur, Bawal dan Manyung.

"Dari satu TPI total produksinya sehari ada yang sampai 2 ton dengan transaksi mencapai lima puluh juta," ujarnya.

Dikatakan Datam, satu kapal bisa menghasilkan tangkapan ikan puluhan juta saat musim ikan. "Hasil tangkapan yang stabil itu udang, hampir setiap hari ada," ungkapnya.

Dalam dua bulan terakhir, kecelakaan laut mengalami kenaikan signifikan di Pangandaran. Sejumlah nelayan mengalami kecelakaan saat melaut. Bahkan beberapa diantaranya harus dievakuasi oleh tim SAR karena perahu yang mereka tumpangi hancur diterjang gelombang tinggi.

"Ada dua perahu nelayan yang terbalik, beruntung orangnya masih bisa diselamatkan, walaupun sempat terombang-ambing," tutur Dodi, salah seorang nelayan yang juga anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran.

Nelayan yang melaut harus benar-benar mempersiapkan peralatan agar dalam kondisi baik. "Mesin harus rutin diperiksa karena banyak kejadian berawal dari mesin mogok sehingga perahu tidak bisa dikendalikan, selain itu perbekalan dan alat keselamatan diri juga harus dipersiapkan," ujarnya.