Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BMKG: Gumpalan Hitam Terbang di Langit Subang Bukan Fenomena Alam

IMG-20251029-WA0012.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)
Intinya sih...
  • BMKG menyatakan gumpalan hitam terbang di langit Subang bukan fenomena alam, berdasarkan kajian awal dari aspek meteorologi.
  • Awan hitam tersebut kemungkinan berasal dari aktivitas di permukaan bumi, seperti proses industri atau reaksi kimia limbah yang terbawa angin.
  • Pemerintah setempat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung melakukan kajian atas temuan busa hitam terbang di langit, Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Hasilnya, fenomena tersebut bukan karena kejadian alam.

"Berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi (data), fenomena tersebut tidak termasuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, maupun aktivitas atmosfer lainnya," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu alias Ayyu, Rabu (29/10/2025).

1. Secara ilmiah bukan fenomena alam

IMG-20251029-WA0011.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Meski begitu, Ayyu memastikan hal tersebut masih merupakan kajian awal dan perlu diidentifikasi lebih lanjut. Namun, secara ilmiah dia memastikan gumpalan awan hitam yang terbang itu bukan terjadi karena fenomena alam.

"Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG," katanya.

Adapun kondisi cuaca di wilayah Subang pada tanggal 27 Oktober 2025 secara umum pada pagi berawan, dan pada sore hari terpantau adanya awan hujan di sebagian wilayah Subang bagian selatan.

Kemudian, pada 28 Oktober 2025, cuaca Subang secara umum berawan tebal hingga hujan ringan sejak pagi hari hingga sore hari. Kondisi angin tanggal 27 Oktober 2025 berdasarkan alat pengamatan terdekat (AWS Sukamandi) angin bertiup dominan dari timur-selatan dengan kecepatan maksimum 26.1 km/jam.

"Sementara itu pada 28 Oktober 2025, angin di wilayah Subang didominasi arah timur hingga selatan dengan kec maksimum 13,3 km per jam," ucapnya.

2. DLH Jabar didorong melakukan penelitian lebih lanjut

IMG-20251029-WA0013.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Dengan kondisi itu, Ayyu memastikan fenomena itu bukan dari peristiwa alam, dan kemungkinan terjadi dari permukaan atau aktivitas industri lainnya hingga akhirnya terbang terbawa angin dan jatuh di pemukiman warga.

"Menurut kami fenomena yang tampak berupa gumpalan hitam tersebut lebih mungkin berasal dari aktivitas di permukaan bumi, misalnya dari proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin," tuturnya.

Lebih lanjut, Ayyu menyarankan agar pemerintah setempat turut melakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna memastikan asal dari gumpalan gelembung hitam ini.

"Namun untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat," kata Ayyu.

3. DLH Jabar masih menunggu hasil penelitian tim

IMG-20251029-WA0012.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, pemerintah masih melakukan pengecekan terhadap gumpalan busa hitam yang jatuh di areal persawahan serta permukiman masyarakat itu.

Saat ini, tim Pengawas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) dari DLH Jawa Barat sedang meneliti gumpalan busa hitam ini. "PPLH masih mengecek (gumpalan busa hitam di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang)," kata Saadiyah melalui pesan singkat, Rabu (29/10/2025).

DLH Jawa Barat pun belum bisa memastikan gumpalan busa hitam itu berasal dari mana, dan belum bisa menyimpulkan apakah gumpalan ini merupakan limbah pabrik atau bukan, karena pengecekan masih berlangsung.

"Masih pengecekan, belum ada laporan dari tim PPLH," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Dedi Mulyadi Sentil Perusahaan yang Hanya Jadikan Jabar Sebagai Pabrik

29 Okt 2025, 17:30 WIBNews