Ketika Lulusan SMK NU Banat Kudus Mejeng di Gelaran Busana Paris

Ini kali pertama busana Risa mejeng di Eropa.

Bandung, IDN Times – Desainer Indonesia lagi-lagi membuktikan kebolehannya di ajang internasional. Kali ini adalah Risa Maharani, seorang desainer millennial lulusan SMK NU Banat, Kudus, yang menggelar karya mode miliknya dalam gelaran busana La Mode Sur La Seine à Paris, yang digelar di Paris, Perancis, pada 29 September 2019.

Karya busana Risa memang pertama kali mejeng di Eropa. Tapi, sebenarnya bukan kali ini saja Risa mejeng di acara kelas internasional. Pada 2018 lalu, ia ikut serta dalam panggung catwalk Centre Stage-Asia’s Fashion Spotlight di Hongkong.

1. Mengenalkan Maros karya Risa

Ketika Lulusan SMK NU Banat Kudus Mejeng di Gelaran Busana Parisbp-guide

Dalam kesempatan di Paris, Risa membawa jenama atas namanya sendiri: RISA. Label tersebut menghadirkan koleksi busana dengan menonjolkan craftsmanship bertema  “Maros”.

Tema tersebut, kata Risa seperti dalam rilis yang diterima IDN Times, terinspirasi dari istilah “Historia de Color” (dalam bahasa Spanyol berarti sejarah warna). Di Indonesia sendiri, catatan sejarah menunjukkan warna pertama kali ditemukan di Maros, Sulawesi Selatan, tepatnya di Gua Leangleang.

“Mengikuti fashion show yang pertama kalinya di Eropa, bagi saya banyak tantangan yang ditemui dalam mempersiapkan koleksi ready to wear yang mengarah ke Business to Business (B2B). Mulai dari mempelajari selera pasar Eropa, membuat konsep desain, memilih material yang digunakan hingga menjaga standarisasi produksi agar sesuai dengan pasar Eropa,” kata Risa Maharani.

2. Bagaimana Maros ditampilkan?

Ketika Lulusan SMK NU Banat Kudus Mejeng di Gelaran Busana Parisunsplash.com/pina messina

Risa menuangkan idenya dengan menampilkan siluet yang simpel dan karakter gaya urban. Meski demikian, karya busanya tetap memiliki cerita yang sesuai dengan selera pasar khususnya kalangan muda di Eropa.

Material yang digunakan didominasi bahan polyester dengan permainan warna yang identik dengan kehidupan primitif yaitu warna merah, kuning, biru, hitam dan putih. Sentuhan ornamen yang mengandalkan kerajinan tangan dihadirkan pula sebagai daya tarik koleksi ini.

3. Berharap mendapat respons internasional

Ketika Lulusan SMK NU Banat Kudus Mejeng di Gelaran Busana ParisIDN Times/Istimewa

Koleksi “Maros” diperagakan model internasional di atas kapal pesiar Boreas yang menyusuri Sungai Seine berkeliling Kota Paris. Selama acara berlangsung, kapal itu berlayar mulai dari Menara Eiffel dan menyusuri sejumlah tempat ikonik di Kota Paris seperti Grand Palais, Louvre Museum hingga Kathedral Notre – Dame.

Masih dalam gelaran busana La Mode Sur La Seine à Paris, Risa juga berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya yang diharapkan dapat membuka peluang kerjasama bisnis dengan pihak internasional. Memang, acara ini dihadiri sekitar 300 undangan yang terdiri dari buyer dan media internasional.

“Harapan saya pastinya semoga dapat diterima oleh pasar internasional, dan dapat menginspirasi teman-teman generasi milenial yang lain, khususnya anak-anak SMK. Semoga mereka menjadi lebih bersemangat menggeluti industri fashion karena saya sudah membuktikan bahwa berkarya dan berbisnis di dunia internasional bukanlah  mimpi belaka bagi kami, siswa dengan latar belakang pendidikan SMK,” ujar Risa. 

4. Siapa Risa?

Ketika Lulusan SMK NU Banat Kudus Mejeng di Gelaran Busana ParisIDN Times/Istimewa

Risa merupakan gadis kelahiran Mojokerto, 21 Maret 1998. Dia telah beberapa kali meraih penghargaan, di antaranya menjuarai Modest Young Designer Competition (MYDC) 2019 yang diselenggarakan Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST).

Berbagai prestasi yang berhasil diraih Risa membuktikan talenta siswa SMK patut diperhitungkan dalam ranah fashion nasional, dan lebih jauh lagi sampai ke kancah internasional.

Risa memang dibentuk oleh sistem sekolah kejuaruan yang sesuai dengan kemampuan dan passion-nya. Ia mengambil jurusan tata busana di SMK NU Banat yang merupakan salah satu dari 16 SMK di bawah binaan Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Di bawah program Djarum, SMK NU Banat terpilih sebagai sekolah rujukan nasional untuk SMK bidang tata busana di seluruh Indonesia.

Sepak terjangnya di dua tata busana membuktikan bahwa moto “SMK Bisa!” bukan sekedar kata-kata yang usang.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya