TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Unpad-Universitas Catania, Luncurkan Pusat Kajian Pengurangan Bahaya

Mulai kaji pengurangan bahaya tembakau di Indonesia

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Kolaborasi internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Catania, Italia, dalam mengembangkan kajian ilmiah berbasis pengurangan bahaya (harm reduction) diwujudkan melalui peluncuran Center for Harm Reduction Research.

Penandatanganan nota kesepahaman kedua perguruan tinggi tersebut bersamaan dengan seremoni Dies Natalis Ke-67 Universitas Padjadjaran pada Rabu, 11 September 2024, di Bandung, Jawa Barat.

Guru Besar Ilmu Kedokteran Spesialis Penyakit Dalam Universitas Catania, Italia, sekaligus Pendiri The Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR), Profesor Riccardo Polosa, menjelaskan kerja sama antara Universitas Padjadjaran dan Universitas Catania sudah berlangsung lebih dari lima tahun, yang dimulai sejak tahun 2018.

Faktor tersebut yang menjadi landasan bagi kedua universitas untuk meluncurkan pusat kajian pengurangan bahaya ini. Fasilitas tersebut diharapkan mampu mendorong para ilmuwan untuk terus berinovasi dan mengembangkan kajian ilmiah yang fokus pada pengurangan bahaya.

"Merupakan sebuah kebanggaan karena pada hari ini kita bersama-sama meresmikan pusat kajian ilmiah yang fokus pada pengurangan bahaya. Selama ini, kita sudah melakukan kajian ilmiah berbasis risiko terkait penggunaan tembakau. Di masa depan, kami berkomitmen untuk terus mendukung Universitas Padjadjaran dalam memperkaya kajian ilmiah serta program pertukaran mahasiswa untuk pelatihan terkait studi pengurangan bahaya," kata Prof. Polosa dalam keterangan resmi, Senin (16/9/2024).

1. Kajian ilmiah untuk menurunkan potensi kerugian di masyarakat

Prof. Polosa menekankan pentingnya perguruan tinggi dan pemerintah untuk meningkatkan kajian ilmiah berbasis pengurangan bahaya demi menurunkan potensi kerugian di masyarakat. Sebagai contoh, perkembangan inovasi dan teknologi telah menghasilkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, yang mengimplementasikan konsep pengurangan bahaya.

Kehadiran produk-produk yang lebih rendah risiko tersebut untuk diharapkan dapat membantu negara-negara di dunia yang selama ini kesulitan dalam menurunkan prevalensi merokok.

"Kita melihat selama bertahun-tahun bahwa pengendalian tembakau belum berhasil untuk menurunkan kebiasaan merokok. Adanya produk tembakau alternatif yang menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau berkontribusi besar dalam mengurangi angka perokok, contohnya di Jepang, Inggris, Selandia Baru, dan Norwegia," tambahnya.

2. Mulai kaji pengurangan bahaya tembakau di Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Profesor Amaliya, menambahkan peresmian pusat kajian pengurangan bahaya adalah suatu langkah yang baik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keahlian, serta kolaborasi dalam penelitian, terutama berkaitan dengan harm reduction. Ke depan, hasil kolaborasi riset ini nantinya dapat menjadi salah satu referensi bagi pemerintah dalam menyusun regulasi untuk mengatasi permasalahan merokok.

"Mungkin banyak yang bertanya, mengapa fokus pengurangan bahaya kami dimulai dari penggunaan tembakau. Sebab, kami melihat jumlah perokok di Indonesia itu ketiga terbesar di dunia dan itu sudah darurat. Jadi, kami berfokus pada pengurangan bahaya tembakau untuk mengurangi kerugian kesehatan akibat kebiasaan buruk merokok," jelasnya.

Berita Terkini Lainnya