TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Warga Sukabumi Jadi Korban TPPO di Myanmar

Menanti kepulangan korban TPPO

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin (IDN Times/Siti Fatimah)

Sukabumi, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin merespons soal belasan warga Sukabumi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah konflik, Myawaddy, Myanmar. Mereka dijadikan pekerja scammer online di sebuah kasino dan disekap.

Fenomena maraknya WNI yang memilih kerja di luar negeri lantaran desakan ekonomi ditambah minimnya lapangan kerja. Selain itu, kata Bey, pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga kurang menyosialisasikan pada masyarakat cara untuk menjadi pekerja migran.

"Itu tadi dua sisi. Dari sisi masyarakat pun kami harap tetap menanyakan kepada Disnakertrans setempat, tapi kami pun melalui dinas, camat, lurah atau desa sosialisasi juga cara mendapatkan kerja di luar negeri itu melakui cara yang benar dan jalur resmi," kata Bey di Sukabumi, Selasa (17/9/2024).

1. Jangan tergiur gaji besar

Para korban nekat bekerja di luar negeri jalur ilegal karena iming-iming kemudahan dan upah besar. Pada kesempatan tersebut, Bey juga meminta agar masyarakat jangan tergiur dengan gaji fantastis.

"Itu yang harus dilakukan. Jangan percaya dengan gaji besar, kami akan menekankan Disnakertrans untuk sosialisasi," katanya.

2. Pemprov koordinasi dengan Kemenlu

Penampilan baru Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, usai direnovasi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Terkait belasan warga yang masih di Myanmar, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri termasuk soal pemulangan para WNI tersebut. Pasalnya, wilayah yang diduga sebagai lokasi penyekapan para WNI berada di wilayah konflik.

"Kami tentu akan berkoordinasi dengan Kemenlu dalam hal ini Direktorat Perlindungan WNI. Nanti akan kami sampaikan dan datanya juga kami sampaikan. Kami juga akan terus berusaha karena bagaimanapun mereka adalah saudara-saudara kita yang harus kita lindungi," kata dia.

Berita Terkini Lainnya