TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sekeluarga Dicaci Maki saat Isolasi COVID, Ini Keterangan Versi Lurah

Pihak kelurahan akan sediakan tempat isolasi khusus

Tulisan zona merah yang menjadi tanda lokasi isolasi para pasien COVID-19 di Embarkasi Haji (IDN Times/ Fatmawati)

Bandung, IDN Times - Sebuah video viral di media sosial yang menyebut adanya caci maki terhadap satu keluarga yang melakukan isolasi mandiri usai terpapar COVID-19. Video itu direkam seorang warga di RT 04 RW 12, Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Terkait dengan kejadian tersebut, Lurah Gumuruh Nurma Safarani menegaskan, aparat di kewilayahan tersebut tidak pernah melakukan caci maki. Bahkan, sampai pengusiran terhadap satu keluarga yang positif virus corona. Apa yang terlihat di video hanya kesalahpahaman semata.

Dia menjelaskan, kejadian ini bermula ketika yang bersangkutan melapor telah terpapar COVID-19 dengan ibu dan kekasihnya kepada ketua RT. Aparat kewilayahan kemudian melakukan pengecekan sesuai prosedur. Petugas pun meminta mereka untuk melakukan isolasi mandiri secara terpisah tidak menyatu dalam satu rumah.

"Ini memang harus dipisahkan karena yang bersangkutan itu awalnya positif 1, akhirnya berkembang karena mereka bercampur (serumah)," ujar Nurma, Selasa (22/6/2021).

1. Satgas Gumuruh sudah berupaya memisahkan agar isolasi mandiri masing-masing

Ilustrasi ruang isolasi di RSUP dr Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Nurma, ketika ada satu orang yang positif, satgas COVID-19 setempat sudah mencoba meminta anggota keluarga lainnya yaitu ibu dan keponakannya untuk pindah. Namun, permintaan ini ditolak pihak keluarga.

Petugas kesehatan dari Puskesmas Gumuruh kemudian mendatangi rumah untuk memberikan obat dan pengecekan. Tetapi, mereka justru menganggap kedatangan aparat untuk memarahinya.

"Kami juga tidak ada pembiaran ketika belum ada makan, ternyata ditolak. Jadi memang seperti itu. Istilahnya ketika sudah diberitahu tidak mengerti juga, tidak paham," kata Nurma.

2. Seharusnya mereka bisa melakukan isolasi secara terpisah

pexels.com/Gustavo Fring

Nurma pun menyayangkan pihak keluarga tersebut justru melakukan isolasi mandiri dalam satu rumah. Terlebih ada kekasih dari anak perempuan yang positif juga ikut mengisolasi dirinya di rumah tersebut.

Seharusnya ketika orang ini isolasi secara terpisah. Harapannya mereka bisa sembuh dan tidak saling menularkan kembali COVID-19.

"Maka harusnya itu ketika ada yang positif mereka jangan dulu sampai serumah," ungkap Nurma.

Baca Juga: Viral Sekeluarga di Bandung Isolasi Mandiri Malah Dicaci Maki Warga

Baca Juga: COVID-19 di Bandung Naik, Layanan Tes Swab Antigen Diserbu Warga   

Berita Terkini Lainnya