Kenalkan Sepeda Bambu Indonesia, Dua Alumni ITB Gowes hingga ke Jepang
Mereka akan bersepeda sepanjang 2.700 km
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dua alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Wisli Sagara dan Singgih Susilo Kartono, berkunjung ke Jepang pada awal November 2023. Keduanya melakukan lawatan ke Jepang untuk mengikuti ajang sepeda jarak jauh, The Japanese Odyssey 2023, sekaligus memberikan kuliah umum di beberapa universitas di Tokyo.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kampanye Kayuh untuk Bumi (Pedal for Earth), yang merupakan sebuah gerakan untuk memperkenalkan sepeda bambu Indonesia ke kancah global. Gerakan ini diselenggarakan oleh Spedagi, sebuah perusahaan minyak dan gas milik Pertamina serta Yayasan Lingkungan Bambu.
Kampanye tersebut bertujuan untuk mempromosikan produk bambu yang kini hadir lebih inovatif. Sekaligus sebagai komitmen Indonesia terhadap Energi Ramah Lingkungan dan Mobilitas Ramah Lingkungan.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, merespons positif keikutsertaan dua alumni ITB dalam kunjungan ke Jepang tersebut. Hal ini pun sekaligus menjadi komitmen Pertamina dalam merespons isu global yang ada, salah satunya dalam hal mengurangi emisi karbon.
“Wisli Sagara akan menguji kemampuan dan kehandalan sepeda bambu tersebut di ajang global. Hal ini juga menegaskan komitmen kuat Pertamina dalam mengurangi emisi karbon,” kata Fajar dikutip dari laman itb.ac.id, Minggu (12/11/2023).
1. Spedagi mulai dirancang pada 2013
Dalam agenda tersebut, Singgih Susilo Kartono telah merancang sepeda bambu yang digunakan Wisli Sagara. Singgih sendiri telah merancang sepeda bambu yang diberi nama "Spedagi" pada 2013. Sepeda bambu tersebut pertama kali diperkenalkan di kampung halamannya, yakni di Temanggung, Jawa Timur.
Kemudian sepeda bambu ini semakin populer di masyarakat sekitarnya, sehingga memacu gerakan revitalisasi desa melalui inovasi produk bambu yang dikenal dengan nama Gerakan Spedagi.
Dalam kunjungan kali ini, Singgih akan bertemu dengan para pecinta sepeda bambu setempat. Sekaligus guna menjajaki peluang kerja sama dalam mendirikan pabrik sepeda bambu.
"Pabrik ini akan menggunakan bambu yang ditanam di Jepang dan dioperasikan oleh pemuda Jepang. Harapannya kerjasama ini dapat memajukan teknologi dalam pembuatan sepeda bambu,” ucapnya.
Tak hanya itu, Singgih juga berkesempatan memberikan kuliah di Kuwasawa College of Design, Musashino Art University, dan Tokyo College of Cycle Design, sebelum berangkat ke Kagoshima, titik awal ajang The Japanese Odyssey.
Baca Juga: 5 Fakta Spedagi, Sepeda Bambu Brand Lokal asal Temanggung