Kisah Tragis di Balik Makam 'Pahlawan Tak Dikenal' di Bandung Barat 

Ada delapan makam 'Pahlawan Tak Dikenal'

Bandung Barat, IDN Times - Deretan makam dengan batu nisan bertuliskan 'pahlawan tak dikenal' di Taman Makam Pahlawan, Kampung Warung Pulus, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) membuat penasaran.

Pusara itu bercat merah-putih tanpa keterangan nama atau waktu. Seluruh kuburan itu tampak teduh dipayungi pohon beringin besar serta sebuah monumen megah setinggi 3 meter yang dibalut keramik dan ukiran bintang warna keemasan. Ada delapan makam yang bernisan 'pahlawan tak dikenal'.

Namun ada juga makam tempat peristirahatan pejuang lain bernama Letkol Oon Sudarna, Mayor Inf. Bambang, H.D. Jawadi S, serta Peltu Rukjat. Tiap peringatan Hari Pahlawan, tanggal 10 November, kompleks Makam Pahlawan Kampung Warung Pulus ini sering dijadikan lokasi upacara.

Masa lalu di balik makam 'Pahlawan Tak Dikenal' yang dekat dengan aliran Sungai Citarum itu ternyata sungguh tragis. Pada Juli 1946 hingga akhir tahun 1947 ternyata di Kampung Warung Pulus terjadi tragedi pembantaian hingga daerah aliran Sungai Citarum penuh mayat dan potongan tubuh mengambang terbawa arus deras dari hulu.

1. Warga setiap hari melihat potongan manusia

Kisah Tragis di Balik Makam 'Pahlawan Tak Dikenal' di Bandung Barat (Bangkit Rizki/IDN Times)

Amar Sudarman (88 tahun) salah seorang saksi sejarah ingat betul apa yang terjadi ketika itu, ketika dirinya berusia 44 tahun. Dia setiap hari melihat potongan tubuh manusia mengambang di Sungai Citarum. Saat itu, tengah berlangsung operasi Korps Pasukan Khusus KNIL atau Korps Speciale Troepen atau KST melakukan pembersihan terhadap masyarakat pro-kemerdekaan.

Sasarannya, bukan saja para anggota laskar atau milisi tapi warga sipil acak berusia 7 tahun hingga lansia. Pasalnya, mereka kerap dicurigai jadi mata-mata laskar-laskar kemerdekaan, sehingga tidak luput dari pembantaian.

"Nah masuk bulan Agustus saat sungai Citarum surut, sering ditemukan mayat terdampar di pinggir sungai sehingga masyarakat harus dorong ke tengah memakai bambu agar terbawa arus." kata Amar, belum lama ini.

Dia mengungkapkan, hampir setiap hari
selalu menemukan mayat di Citarum karena KST mengeksekusi pejuang kemerdekaan mulai dari daerah Cangkir Majalaya sampai Ranca Irung Cihampelas. Sebelum dilempar ke Citarum, pasukan KST menyiksa dengan cara brutal. Paling umum, korban diikat dengan posisi ditelanjang dada, lalu digusur sebuah mobil Jeep, hingga berakhir eksekusi tembak mati.

2. Serangan kepada warga semakin menjadi

Kisah Tragis di Balik Makam 'Pahlawan Tak Dikenal' di Bandung Barat (Bangkit Rizki/IDN Times)

Operasi penangkapan dan pembunuhan oleh tentara KST semakin menjadi-jadi saat mengetahui pejuang kemerdekaan memutus jembatan Citarum di Warung Pulus.

"Di bawah pimpinan Kapten Kunih serta Letnan Jankrun dan Nerpul pembataian terus menjadi-jadi. Mereka marah karena jembatan Citarum putus sehingga menyulitkan tentara bergerak," ujar Amar.

Untuk menghormati jasa pejuang dan banyaknya korban akibat tragedi itu masyarakat berinisiatif membuat makam kamuflase atau kuburan tanpa jasad, tepat di bekas jembatan Citarum Warung Pulus. Total makam tersebut ada sepuluh petak dengan perhitungan satu makam mewakili 100 orang korban.

Namun pada 1984 makam tersebut dipindahkan ke lokasi Taman Makam Pahlawan, karena hadirnya proyek Bendungan Saguling. Taman Makam Pahlawan di KBB itu dibuat untuk mengenang para pejuang dan kekenanan yang dilakukan KST.

"Jadi memang makamnya gak ada jenazahnya. Sengaja dibuat untuk mengenang para pejuang dan korban tentara KST," kata Amar.

"Tahun 1984 dipindah ke atas karena ada bendungan Saguling. Nah karena di atas lahannya terbatas, jumlah makam cuma cukup delapan petak makan," ujar Amar.

3. Taman Makam Pahlawan masuk cagar budaya

Kisah Tragis di Balik Makam 'Pahlawan Tak Dikenal' di Bandung Barat (Bangkit Rizki/IDN Times)

Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KBB Asep Diki mengatakan, Taman Makam Pahlawan merupakan tempat peristirahatan pejuang sekaligus penanda perjuangan masa kemerdekaan.

"Setiap tahun saat Hari Pahlawan kita gelar upacara di sini. Termasuk tahun ini," kata Asep.

Kawasan Batujajar, Cihampelas, Cililin hingga Gunung Halu merupakan beberapa daerah tempat berlangsungnya sejumlah pertempuran di masa perjuangan kemerdekaan. Di daerah itu terdapat kantung-kantung pertahanan para milisi kemerdekaan mulai dari BKR, Hizbullah, Barisan Banteng, dan lainnya.

"Hasil penelusuran sejarah lisan memang terjadi pertemuan antara tentara Belanda dan para pejuang di daerah sana. Tapi kami belum menemukan literaturnya," ucap Diki.

Taman Makam Pahlawan Batujajar ini sudah masuk menjadi objek diduga cagar budaya di Disparbud Bandung Barat. Penetapannya sebagai bangunan cagar budaya, disertai studi kelayakan, penelitian sejarah, serta pendokumentasian.

"Nanti ada beberapa tahapan untuk ditetapkan cagar budaya. Yang penting ini sudah tercatat dulu," tutur dia.

Baca Juga: Fakta Unik Wisata Sejarah Makam Pahlawan Radin Inten II di Lamsel

Baca Juga: 7 Potret Personel Band Dewa 19 Ziarah ke Makam Soeharto

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya