TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ingin Tambah Ruang Isolasi, Pemkab Cirebon Kekurangan SDM Nakes 

Jumlah tenaga kesehatan ini masih jadi persoalan belum usai

ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Fauzan)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Cirebon berencana menambah ruang isolasi karena pasien COVID-19 terus bertambah. Sayangnya, keinginan tersebut terganjal mimimnya sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Enny Suhaeni mengatakan, beberapa rumah sakit saat ini kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan untuk penanganan COVID-19.

"Sekarang di dua rumah sakit daerah saja, kami kekurangan SDM untuk ditempatkan di ruang isolasi," kata Enny di Cirebon, Minggu (27/12/2020), dikutip dari ANTARA.

1. Ruang pasien COVID-19 di rumah sakit sudah penuh

Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19, ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Enny mengatakan, untuk ruang isolasi di rumah sakit saat ini memang banyak yang terisi penuh. Karena itu, Pemkab Cirebon terus mengupayakan penambahan ruang bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Dia menuturkan, kekurangan ruang isolasi itu juga dikarenakan tenaga kesehatan atau SDM yang ada tidak cukup.

"Kami mau tambah ruang isolasi, tapi SDM nya susah dicari. Dan kemungkinan nanti ada rekrutmen baru," ujarnya.

2. Kasus pasien COVID-19 di Kabupaten Cirebon mayoritas bergejala

Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Enny menambahkan, pada Minggu (27/12) total kasus positif COVID-19 aktif di Kabupaten Cirebon sebanyak 678 orang dengan perincian 433 orang menjalani isolasi di rumah sakit dan 245 lainnya isolasi mandiri.

Sedangkan, untuk total kasus COVID-19 di Kabupaten Cirebon berjumlah 3.643 orang dengan 2.751 sembuh, 214 meninggal dunia serta 678 dalam perawatan.

"Kalau untuk kasus bergejala di Kabupaten Cirebon saat ini hampir seimbang. Dan bahkan untuk kasus yang aktif terbanyak bergejala," katanya.

3. Jumlah nakes di Jabar seharusnya mencukupi

Ilustrasi Tenaga Medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar Eka Mulyana mendukung penuh keputusan Pemprov Jabar untuk menambah tempat isolasi. Dengan melonjaknya angka kasus COVID-19 setiap harianya maka perawat akan kesulitan ketika harus merawat banyak pasien dalam satu tempat secara bersamaan.

"Apalagi sekarang kan banyak kerabat kita, saudara kita, yang kesulitan mendapatkan perawatan (COVID-19)," ujar Eka ketika dihubungi, Rabu (17/12/2020).

Menurutnya, terkait dengan kebutuhan tenaga medis untuk keperluan di tempat isolasi bisa terpenuhi karena jumlah nakes di Jabar masih banyak. Tinggal bagaimana pihak Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar, bisa berperan aktif menggaet para profesional baik dari dokter maupun perawat agar mampu mendistribusikan mereka ke tempat isolasi pasien terpapar virus corona.

Para dokter dan perawatan selama ini sudah sering berkoordinasi antara daerah maupun di dalam satu kabupaten/kota. Melalui komunikasi yang tepat setiap rumah sakit yang merawat pasien masih mampu melakukan pelayanan secara optimal.

"Jadi sebetulnya jumlah kita (tenaga medis) di Jabar ini jumlahnya paling banyak se-Indonesia. Tinggal bagaimana koordinasi antara tingkat provinsi dengan kabupaten/kota, agar (nakes) bisa dimanfaatkan," papar Eka.

Berita Terkini Lainnya