Ada 35 Ribu Ton Sampah di Jabar, Hanya Separuh yang Tertangani
Masih banyak sampah yang tidak bisa diurai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN times - Jumlah buangan sampah di Provinsi Jawa Barat (Jabar) termasuk paling banyak, hingga total setiap harinya mencapai 35 ribu ton sampah yang dihasilkan baik organik maupun nonorganik.
Dari angka tersebut 60 persen merupakan sampah organik dan sisanya 40 persen nonroganik. Dengan jumlah yang tidak sedikit ini, persoalan yang paling krusial adalah mengolah limbah ini agar bisa termanfaatkan kembali.
"Ini yang masih coba kita tangani melalui beraga peraturan dan program seperti bank sampah atau TPS daur ulang," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prima Mayaningtyas dalam sebuah diskusi di Gedung Sate, Rabu (5/5/2021).
Untuk pengurangan sampah sampai ke TPSA, Dinas LH juga bekerjasama dengan Dinas Pemukiman dan Perumahan (Disperkim) mengembangkan infrastruktur penanganan sampah di pemukiman sehingga tuntas tidak masuk ke TPS.
1. Disperkim upayakan pemilahan sampah di pemukiman warga
Sementara itu, Kepala Disperkim Boy Iman Nugaraha mengatakan, pihaknya saat ini telah memiliki program Nyeupah (Nyetor Sampah Pasti Barokah). Nyeupah merupakan gerakan memilah dan mengumpulkan sampah rumah tangga nonorganik yang kemudian disetorkan ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
Saat ini gerakan Nyeupah sudah diinisiasi oleh Disperkim Jabar dengan mengajak masyarakat khususnya di tingkat RT, RW, kelurahan dan Kantor Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di Kawasan Kawaluyaan Kota Bandung.
Masyarakat di sana diminta untuk menyetor sampah ke TPS3R Disperkim atau pengelola lingkungan untuk dilakukan pengumpulan, pencatatan dan penjualan sampah kepada mitra pengangkutan sampah.
"Fokusnya ini untuk mengecilkan resiu di rumah tangga dulu. Kalau yang masih bisa dimanfaatkan yang kita gunakan. Ini juga membantu DLH mengurangi residu ke TPA dan bagaimana memperpanjang usia TPSA," ujar Boy.