TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Libur Akhir Tahun, Pemkab KBB Gratiskan Rapid Test Antigen di Lembang

Rapid untuk mengantisipasi klaster wisata

Wisatawan mengikuti rapid test antigen di Farmhouse. (IDN Times/Bagus F)

Bandung Barat, IDN Times - Memasuki libur akhir tahun 2020, sejumlah wisatawan kembali padati obyek wisata Lembang. Kendaraan dari luar daerah terpantau keluar masuk obyek wisata.

Sebagai langkah antisipasi klaster wisata, Pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyiapkan pelayanan rapid test antigen bagi pengunjung wisata secara gratis di obyek wisata Farmhouse.

1. 100 alat tes disediakan

Wisatawan mengikuti rapid test antigen di Farmhouse. (IDN Times/Bagus F)

Sejumlah wisatawan yang hendak masuk diminta menunjukkan surat hasil rapid test antigen. Jika ada wisatawan yang tak membawa surat hasil rapid test antigen, petugas menyarankan untuk ikut tes rapid antigen.

"Untuk hari ini kami targetkan 100 wisatawan ikut rapid test antigen. Selain di obyek wisata, kami juga sudah lakukan rapid test antigen secara acak di alun-alun Lembang," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KBB, Sri Dustirawati, Kamis (31/12/2020).

2. Rapid test antigen tidak usah bayar

Wisatawan mengikuti rapid test antigen di Farmhouse. (IDN Times/Bagus F)

Meski demikian, Sri menyampaikan rapid test antigen ini tidak wajib diikuti. Untuk langkah pencegahan penyebaran COVID-19 di kawasan wisata, Sri sudah berkomitmen dengan para pengelola untuk menerapkan protokol kesehatan lebih ketat.

"Tapi kalau misalkan ada wisatawan dengan suhu melebihi 37,5 derajat kita sediakan posko untuk rapid tes antigen gratis bagi wisatawan," papar Sri.

3. Kunjungan wisata hanya 10 persen

Pintu masuk Farmhouse. (IDN Times/Bagus F)

Sri menyebutkan, kunjungan wisata pada libur natal kemarin sangat menurun. Tercatat, kunjungan wisata yang masuk ke Bandung Barat jauh di bawah target kapasitas yang dibolehkan pemerintah.

"Dari evaluasi libur natal kemarin, kunjungan di kita hanya 10 sampai 15 persen. Kita sebenarnya membatasi hanya 50 persen dari kapasitas normal. Tapi ini malah jauh di bawah itu," jelasnya.

Berita Terkini Lainnya