TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemenuhan Air Baku di Jawa Barat Belum Merata

Ketersediaan dan kebutuhan belum seimbang

Sungai Citarum (instagram.com/andrearamadhaan)

Bandung, IDN Times - Pemenuhan air baku di Jawa Barat masih belum merata di seluruh kabupaten dan kota. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan masih terjadi gap jumlah penduduk dengan ketersediaan air baku.

Dengan total jumlah penduduk 49.94 juta jiwa warga Jawa Barat, kebutuhan air baku sudah terpenuhi di beberapa kabupaten dan kota yang memiliki infrastruktur bendungan dan waduk.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Jawa Barat, Dikki Ahmad Sidik mengatakan, pada 2020 misalnya, angka kebutuhan dan ketersediaan air di wilayah Jawa Barat masih tidak seimbang. Kebutuhan tinggi sedangkan ketersediaan kurang.

Meski terjadi ketidak-seimbangan kebutuhan dan ketersediaan, belum terjadi antrean air bersih di seluruh kabupaten dan kota.

"Pemenuhan semuanya sudah ada perencanaan, contoh di wilayah Sungai Cisadane untuk pemenuhan Bogor, Depok, Bekasi sudah ada perencanaan yang bersumber dari Sungai Cisadane," ujar Dikki, Sabtu (2/2/2024).

1. Beberapa wilayah terpenuhi karena infrastruktur sudah ada

PLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

Sedangkan kebutuhan air baku di wilayah lainnya di Jawa Barat ada yang menggunakan hulu dan hilir Sungai Citarum. Menurutnya, dalam kondisi ini sempat terjadi gap antara kebutuhan dan ketersediaan.

"Citarum Hulu masih ada gap cukup besar untuk pemenuhan, ini data 2020 kebutuhan hampir 23 kubik per detik. Kemudian ketersediaan masih diangka delapan, artinya cukup besar gap-nya," tutur Dikki.

Kemudian untuk wilayah Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang dan Indramayu, dia mengatakan, sudah banyak wilayah yang tersalurkan air dari bendungan Sadawarna.

"Itu untuk Subang, kemudian Karawang itu dari bendungan dan memang sebagaian diupayakan untuk dibangun yang baru. Kemudian ada mata air lain, memang kebutuhan ada semua untuk air baku," tuturnya.

2. Wilayah Jawa Barat bagian selatan perlu infrastruktur air baku

ilustrasi sungai (unsplash.com/Marc Zimmer)

Dikki melanjutkan, saat ini Pemprov Jawa Barat tengah berkonsentrasi untuk peemenuhan air baku wilayah Segitiga rebana (Cirebon, Kota Cirebon, Majalengka, Indramayu, Subang) yang sudah memiliki Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

"Termasuk wilayah Jawa Barat bagian selatan. Daerah selatan ini dari sisi penyerapan air PDAM masih belum ada kapasitas yang terpakai. Jadi disesuaikan walaupun pola perencanaan sudah ada untuk pemenuhan air baku," ucapnya.

Adapun kawasan Jawa Barat bagian selatan sendiri meliputi Kabupaten Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi dan Cianjur.

Sementara, wilayah cekungan Bandung, menurut Dikki, paling banyak mengalami gap antara ketersediaan dan kebutuhan.

Cekungan Bandung sendiri meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan lima Kecamatan di Kabupaten Sumedang.

"Cekungan Bandung itu cukup besar penduduknya, maka itu 2020 gap-nya cukup besar. itu 2015 saja pernah devisit 7 kubik, nah ini dikurangi dengan embung dan waduk lain. Memang harus banyak kami lakukan, makanya kami dorong KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) untuk wilayah Cekungan Bandung," katanya.

Berita Terkini Lainnya