TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Progres Pembangunan Stasiun Kereta Cepat Masih Jauh dari Target

Pengamat sebutkan dua faktor yang memengaruhi suksesnya KCJB

Uji dinamis Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jiping secara virtual. (dok. YouTube Sekretariat Presiden)

Karawang, IDN Times - Pembangunan konstruksi jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) hingga saat ini mencapai 81,66 persen dengan investment progress 91,40 persen. Namun, pembangunan stasiun dan fasilitas penunjang di daerah yang dilaluinya masih jauh di bawah itu.

Hal itu ungkapkan Pengamat Transportasi sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno. Ia mengaku mengutipnya dari data resmi PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) yang tercatat hingga 25 November 2022.

“Pekerjaan jembatan 97,27 persen, subgrade 80,57 persen dan terowongan 99,48 persen,” kata Djoko dalam keterangan persnya, Rabu (30/11/2022). Menurutnya, selesainya proyek KCJB menandai sejarah dan peradaban transportasi yang baru di Indonesia.

1. Beberapa stasiun KCJB masih jauh dari target penyelesaian

Ilustrasi Stasiun Kereta (IDN Times/Mardya Shakti)

Namun, dari data yang sama diketahui pekerjaan pembangunan stasiun di daerah-daerah yang dilalui jalur KCJB masih ada yang masih jauh dari selesai. Pembangunan stasiun yang hampir selesai diketahui hanya di Stasiun Tegalluar sebesar 85,20 persen dan Depo Tegalluar baru 75,79 persen.

“Sementara itu, Stasiun Halim 73,87 persen, Stasiun Karawang 71,55 persen dan Stasiun Padalarang 11,19 persen,” kata Djoko menyebutkan. Dengan progres pekerjaan tersebut, ia berharap tidak mengganggu target pengoperasian KCJB yang telah tertunda lama dari awalnya pada 2019 menjadi pertengahan 2023.

2. Pro-kontra pembangunan jalur transportasi terjadi sejak dulu

ilustrasi kereta api (instagram.com/whelly_k)

Pembangunan jalur transportasi tersebut diakui banyak menuai kontroversi di tengah masyarakat. Pro dan kontra dari masyarakat terhadap proyek tersebut dinilai sebagai hal yang wajar mengingat waktu persiapan dan pengerjaannya yang sangat singkat jika dibandingkan pembangunan jalur kereta api konvensional.

“Pro-kontra pembangunan perkeretaapian di Indonesia tidak hanya terjadi sekarang, namun juga terjadi di masa Kolonial Pemerintah Hindia Belanda ketika akan membangun perkeretaapian di Pulau Jawa 150 tahun yang lalu (sekitar pertengahan abad 19),” tutur Djoko.

Baca Juga: Untuk Ketiga Kalinya KCIC Janji Bangun Rumah Terdampak di Purwakarta

Baca Juga: Mimpi Besar RI Sambungkan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya

Baca Juga: KCIC Bongkar Penyebab Anggaran Proyek KCJB Bengkak Rp26 Triliun

Berita Terkini Lainnya