Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Subang, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat mendesak Gubernur untuk mengeluarkan pengecualian larangan mudik bagi para santri. Pasalnya, mereka menjamin seluruh pondok pesantren di Jawa Barat sudah memenuhi protokol kesehatan yang ketat.
Seperti diketahui, pemerintah pusat telah mengeluarkan larangan mudik lebaran 2021 bagi seluruh masyarakat. Keputusan itu diambil sebagai upaya pencegahan ledakan penderita COVID-19.
1. Gubernur Jabar diminta ikuti langkah Gubernur Jatim
Permintaan agar santri diizinkan mudik disampaikan oleh Wakil Ketua MUI Jabar KH Abun Bunyamin. Menurutnya, model pengecualian mudik semacam itu telah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Diharapkan Gubernur Jawa Barat memberi imbauan, yaitu berupa pengecualian bagi santri yang akan pulang kampung tidak dilarang asal membawa surat pengantar dari pimpinan pondok pesantren yang bersangkutan," tutur Abun, Sabtu (24/4/2021)
2. Ada sekitar lima juta santri di Jawa Barat yang siap dipulangkan
Ilustrasi santri di pondok pesantren. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah Saat ini pesantren-pesantren tersebut telah memasuki masa libur setelah melewati tahun ajarannya. "Anak-anak (santri) pulang kampung untuk berlibur karena kegiatan belajar mengajar sudah tidak ada," ujarnya.
Abun yang juga menjabat Wakil Rois Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat memperkirakan terdapat sekitar 10.000 pondok pesantren di wilayah Jawa Barat. Rata-rata jumlah santri di setiap pesantren itu mencapai 500 orang.
3. MUI Jabar jamin santri bebas COVID-19
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin Menurut pengamatannya, para pengurus pondok pesantren di Jawa Barat telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama pandemi ini. Karena itu, Abun berani menjamin para santri terbebas dari COVID-19.
Meskipun demikian, ia tidak memungkiri ada resiko penularan COVID-19 kepada para santri dari kampung halamannya masing-masing. "Tapi, setiap masuk (kembali ke pesantren) harus (terlebih dahulu dites) antigen swab," kata Abun.
4. Teknis pemulangan santri diatur supaya tak terpapar COVID-19 di perjalanan
Ilustrasi Moda Transportasi untuk Mudik. (IDN Times/Mardya Shakti) Untuk mengurangi resiko penularan COVID-19 kepada para santri diperlukan strategi khusus. Abun menjelaskan, teknis pemulangan para santri bisa melalui dua cara.
Pertama, pihak pondok pesantren menyediakan angkutan khusus atau santri dijemput langsung orang tuanya. "Santri pulang harus dijemput orang tua atau diantar oleh pesantren," ujar Abun menegaskan.