TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Harus Perbanyak Rambu Peringatan di Lokasi Rawan Bencana

Rambu peringatan bencana alam akan membantu masyarakat

IDN Times/Sukma Shakti

Jakarta, IDN Times – Beberapa waktu belakangan ini di Indonesia sering sekali terkena bencana alam. Maka dari itu, kita sangat perlu menambahkan rambu peringatan di lokasi rawan bencana agar kita dapat mempersiapkan diri ketika bencana tersebut datang.

Menurut salah satu akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Endang Hilmi, beliau mengatakan tentang perlunya memperbanyak rambu peringatan di lokasi rawan bencana sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana alam.

Baca Juga: BMKG: Kawasan Puncak Rawan Longsor Hingga Maret 2019

1. Memperbanyak rambu peringatan di lokasi yang rawan bencana

IDN Times/Rehan

“Perbanyak rambu peringatan bencana mulai dari rambu peringatan longsor hingga rambu-rambu tentang wilayah berpotensi pohon tumbang,” katanya di Purwokerto, Kamis (28/2) seperti yang dikutip dari Antara.

Endang Hilmi yang merupakan Kepala Pusat Mitigasi Bencana Unsoed, mengatakan bahwa pemasangan rambu diperlukan guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

“Khusus rambu tentang wilayah berpotensi pohon tumbang juga diperlukan bagi pengendara bermotor agar selalu waspada ketika melalui wilayah yang berpotensi pohon tumbang saat bencana terjadi,” katanya.

2. Memiliki beberapa dampak risiko

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa pemerintah mulai dari pusat hingga daerah perlu terus meningkatkan sosialisasi mengenai informasi perkembangan cuaca ekstrem hingga ke tingkat perdesaan.

“Apalagi sekarang ini curah hujan masih tinggi, sehingga meningkatkan potensi bencana seperti longsor, banjir, dan puting beliung. Masyarakat perlu mendapat informasi sebanyak-banyaknya terkait kondisi cuaca,” katanya.

Dia menambahkan, perlu proses pembelajaran kepada masyarakat tentang karakteristik cuaca saat ini karena biasanya masyarakat hanya mengandalkan pengalaman selama ini khususnya petani. “Risiko bencana akibat cuaca menjadi sangat tinggi terutama risiko tersambar petir,” katanya.

3. Potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi

arah.com

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menginformasikan bahwa pada saat ini Provinsi Jawa Tengah masih berada dalam puncak musim hujan sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi.

Setyoajie Prayoedhie selaku Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), mengatakan bahwa masyarakat perlu tetap meningkatkan kewaspadaan karena musim hujan diprediksi masih akan berlangsung hingga bulan Mei 2019 di Jawa Tengah.

“Wilayah Jawa Tengah akan memasuki pancaroba atau musim peralihan,” tambahnya.

Baca Juga: Indonesia Berada di Ring of Fire, Jonan Minta Fokus Mitigasi

Berita Terkini Lainnya