TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Positif untuk Masyarakat, Peneliti Harvard Puji Kartu Prakerja

Apakah berhasil tingkatkan kualitas angkatan kerja?

Ilustrasi Kartu Prakerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandung, IDN Times - Program Kartu Prakerja diklaim mampu meningkatkan empat manfaat bagi penerimanya, yakni dari sisi kebekerjaan, pelatihan dan kompetensi, ketahanan pangan, dan layanan keuangan. Menurut penelitian, program ini bahkan mampu mendorong penerima manfaat untuk tidak mengambil pinjaman guna menutupi kebutuhan sehari-hari.

Setidaknya, hal tersebut terulas dalam hasil studi berjudul Impact Evaluation of Kartu Prakerja bikinan Vivi Alatas (Asakreativita), Rema Hanna (Harvard Kennedy School), Achmad Maulana (Prospera), Benjamin Olken (MIT), Elan Satriawan (TNP2K), dan Sudarno Sumarto (TNP2K), dengan dukungan dari Pemerintah Australia, USAID, serta the Bill & Melinda Gates Foundation.

Elan Satriawan menjelaskan, studi tersebut dilakukan melalui penyebaran Survei Endline J-PAL secara daring dengan responden mencapai 47 ribu orang pendaftar Kartu Prakerja (penerima maupun non penerima) dari Agustus-Oktober 2021.

Selain data Survei Endline, analisis evaluasi dampak juga menggunakan Data Survei Nasional seperti SUSENAS September 2020 dan SAKERNAS Agustus 2020 yang digabungkan dengan data administratif Manajemen Pelaksana, bekerja sama dengan BPS dan TNP2K.

1. Penerima program lebih berpeluang dapat pekerjaan atau membuka usaha

IDN Times/Galih Persiana

Profesor Jeffrey Cheah of South-East Asia Studies, Harvard Kennedy School sekaligus Direktur Ilmiah J-PAL Asia Tenggara, Rema Hanna mengatakan masyarakat penerima kartu prakerja punya peluang mendapat pekerjaan lebih tinggi daripada yang tidak menerima program.

“Berdasarkan data Survei Endline, secara rata-rata, pendaftar yang memenuhi syarat dan menerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 4,7 poin persentase (pp) lebih tinggi untuk memiliki pekerjaan atau memiliki usaha.”

“Hasil ini menunjukkan peningkatan 8 persen dalam kebekerjaan,” kata Rema Hanna, dalam webinar yang digelar pada Rabu (1/12/2021).

Secara rata-rata, lanjut Rema, program Kartu Prakerja meningkatkan pendapatan dari semua pekerjaan sekitar Rp122.500 per bulan. “Hasil ini menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 10 persen pada penerima Kartu Prakerja,” katanya.

Dari sisi pelatihan dan kompetensi, penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 11,7 pp (172 persen) lebih tinggi untuk menggunakan sertifikat pelatihan saat mencari pekerjaan. Bahkan, penerima Kartu Prakerja juga memiliki probabilitas 4,0 pp (10 persen) lebih tinggi untuk menggunakan internet untuk pekerjaan mereka.

2. Penerima Kartu Prakerja dianggap lebih aman dalam urusan pangan

IDN Times/Galih Persiana

Benjamin Olken, profesor ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) sekaligus Direktur J-PAL, yang juga menjadi penulis kajian penelitian ini, memaparkan bahwa dari aspek ketahanan pangan dan keuangan, penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 2,9 pp lebih tinggi untuk melaporkan bahwa mereka aman (secure) dari segi pangan.

Menurutnya, sebanyak 54 persen penerima program melaporkan tidak pernah makan lebih sedikit dari biasanya dalam tiga bulan terakhir, misalnya karena kesulitan keuangan, dibandingkan dengan 51 persen yang bukan penerima.

“Para penerima Kartu Prakerja juga memiliki probabilitas 2,6 pp (8 persen) lebih rendah untuk mengambil pinjaman dalam tiga bulan terakhir untuk mengatasi kesulitan keuangan dan memiliki probabilitas 1,6 pp (21 persen) lebih tinggi untuk membeli aset dalam beberapa bulan terakhir,” ungkapnya.

Belum lagi dari sudut pandang layanan keuangan, penerimaan Kartu Prakerja meningkatkan kepemilikan e-wallet sebesar 27.8 poin persentase (53 persen). Ya, sebanyak 80 persen penerima Kartu Prakerja memiliki akun e-wallet, dibandingkan dengan 52 persen non-penerima pada survey tersebut.

3. Program Kartu Prakerja dilanjutkan tahun depan

IDN Times/Galih Persiana

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan Program Kartu Prakerja masih akan dilanjutkan hingga tahun 2022. “Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Program Kartu Prakerja sebesar Rp11 triliun atau 4,3 persen dari anggaran perlindungan sosial tahun 2022,” katanya.

Febrio menekankan, Program Kartu Prakerja merupakan inisiatif strategis Pemerintah dan penanganan COVID-19 karena tidak hanya menjadi sarana transfer dana dari pemerintah ke masyarakat, tetapi menawarkan skill development sebagai pondasi meraih kesempatan kerja yang lebih luas.

“Seringkali para pekerja kesulitan mendapatkan pekerjaan dikarenakan kompetensi yang diperoleh dari lembaga pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk menjembatani ini, pemerintah berupaya memberikan keterampilan bagi angkatan kerja kita sehingga labor market akan menjadi lebih sehat dan lebih fleksibel,” kata dia.

Baca Juga: Jabar Jadi Provinsi Penerima Kartu Prakerja Terbanyak di Indonesia

Baca Juga: 5 Pilihan Pelatihan Kartu Prakerja yang Paling Diminati Masyarakat

Baca Juga: Pemprov DKI Sediakan Layanan Informasi Program Kartu Prakerja

Berita Terkini Lainnya