BBKFK Kemenperin Pastikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan
Pendapat ini selaras dengan hasil penelitian ITB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Selain penelitian yang dilakukan Kelompok Studi Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB), Balai Besar Kimia, Farmasi, dan Kemasan (BBKFK) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga membuktikan bahwa migrasi Bisfenol-A (BPA) dari galon polikarbonat berbagai merek yang diteliti masih jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Artinya, galon-galon tersebut masih aman untuk digunakan sebagai kemasan air minum.
Manajer Teknis BBKFK Kemenperin, Roni Kristiono, menuturkan BBKFK baru-baru ini telah melakukan penelitian terhadap migrasi BPA galon Polikarbonat berbagai merek.
“Sampai bulan ini kami ada delapan perusahaan yang mengajukan uji migrasi BPA dari galon polikarbonat,” tuturnya, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (2/9/2024).
1. Nilai galon polikarbonat masih dalam ambang batas
Dari penelitian yang dilakukan, dia mengungkapkan bahwa hasil migrasi BPA dari galon-galon polikarbonat itu tidak ada yang melebihi ambang batas aman yang ditetapkan BPOM sebesar 0,6 bpj.
“Kalau yang masuk ke kami, nilainya itu masih dalam batas ambang semua. Kami juga uji tiga kali setiap sepuluh hari, tetap masih di bawah batas ambangnya,” tuturnya.
Menurutnya, alat deteksi untuk membaca migrasi BPA dari galon polikarbonat di BBFKK ini memiliki keterbatasan. Limit deteksi baca alatnya hanya sampai 0,012 bpj saja.
“Nah, rata-rata migrasi BPA dari galon-galon polikarbonat yang kami teliti itu masih jauh di bawah angka 0,012 bpj sehingga tidak bisa terbaca. Tapi juga ada yang 0,1 bpj. Tapi, semua masih di bawah batas ambang aman yang ditetapkan BPOM,” katanya.