Gelaran BRI Liga 1, Berkah untuk Pedagang, Menyenangkan bagi Penonton

Bandung, IDN Times - Asep Setiadi sigap mengambil jersey Persib berbagai ukuran dan model. Di hadapannya terdapat tiga pemuda hendak membeli baju Tim Pangeran Biru yang selama ini digunakan untuk kompetisi.
Sesekali mereka tawar menawar harga jersey yang sudah dipilih. Mulai dari harga Rp300 ribu, turun hingga Rp200 ribu, tawar menawar masih alot dilakukan Asep dan pembelinya.
"Nya (ya) bisa turunlah kalau beli tiga, ini kan tiga orang beli, jadi satu orang satu. Jadi Rp200 ribu lah sok jadikeun (silakan ambil)," ujar Asep, Kamis (15/9/2024).
Gilang, salah satu pembeli yang sedari awal mengincar baju Persib berwarna biru pun akhirnya setuju. Dia mencoba kembali baju yang sudah dipilih untuk memastikan ukurannya sesuai dan nyaman ketika digunakan untuk mendukung tim kesayangannya bertanding di Stadion Si Jalak Harupat (SJH) dalam gelaran BRI Liga 1.
"Ya sok pak yang ini diambil," kata Gilang.
"Bungkus yah," saut Asep.
Gilang merupakan Bobotoh asal Bekasi. Dia merelakan ambil libur khusus agar bisa datang ke Kabupaten Bandung menyaksikan pertandingan Persib. Mengendarai motor bersama rekannya sesama orang Bekasi, mereka pergi dari pagi dan berkumpul di saudara Gilang di daerah Buahbatu, Kota Bandung.
Kehadiran Bobotoh seperti Gilang dan kedua temannya menonton pertandingan antara Persib menjamu PSIS Semarang ke stadion menjadi berkah para pedagang di sekitar stadion. Dari pantauan IDN Times, sepanjang tiga kilometer (km) sebelum masuk ke pintu stadion SJH, puluhan pedagang jersey, pernak pernik sepak bola, hingga pedagang makanan dan minuman tumpah ruah di pinggir jalan.Para suporter Persib yang hendak menonton terlihat membeli berbagai macam aksesoris mulai dari topi, baju, syal, hingga bendera bertuliskan Persib.
Asep menuturkan, penampakan seperti ini sudah pasti terjadi ketika ada pertandingan sepak bola khususnya Persib. Ribuan Bobotoh akan melintas menggunakan kendaraan pribadi dan menepi ke pinggir jalan membeli berbagai aksesoris untuk dikenakan di dalam stadion.
Bukan hanya saat liga domestik digelar, Bobotoh datang juga ke stadion saat Persib memainkan laga di Piala Presiden dan Liga Championship Asia (ACL) 2. Meski jumlah penonton belum sebanyak Liga Indonesia, tapi tak sedikit masyarakat datang membeli jersey ketika Persib hendak bertanding.
"Pas hari pertama agak sepi, sekarang ma main ketiga udah rame. Ya sampai sore saya udah dapat Rp1,5 juta. Alhamdulilah," kata Asep.
Lewat kompetisi seperti ini, pria yang sudah berjualan jersey belasan tahun tersebut sangat berharap tahun depan Persib masih bisa menjalankan banyak pertandingan di kandang dengan kehadiran penonton. Sebab, semakin banyak pertandingan sepak bola maka makin banyak pula masyarakat datang ke stadion dan membeli pakaian dari para penjual seperti diirinya.
Penjualan jersey dan pernak pernik pakaian jersey klub peserta Liga pun dirasakan pemilik konveksi. Salah satu yang mulai kebanjiran order pakaian adalah Ade Hildan. Pembuat jersey di Lapangan Sidolig Bandung ini menuturkan, dia sudah mulai membuat pakaian olahraga tim dari berbagai klub di Indonesia, tidak hanya Persib.
"Ya lumayan lah mulai ada peningkatan. Walaupun memang angkanya ga bagus juga karena banyak saingan sekarang," kata Ade saat berbincang dengan IDN Times.
Dia mencontohkan, sekarang PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) sendiri sudah membuat jersey untuk dijual secara khusus kepada suporter dengan harga yang lebih ramah kantong. Alhasil banyak Bobotoh yang membeli langsung ke kantor Persib, tidak memesan ke tempat pembuatan jersey di Sidolig.
Untuk menutupi permintaan jersey Persib yang turun di tokonya, Ade mampu membuka relasi pembuatan jersey dari luar daerah. Dulu ketika masih ada Persipura Jayapura di Liga 1, baju buatannya bisa sampai ke Tanah Papua. Saat ini ada klub dari Timur Indonesia seperti dari Bali, Sulawesi atau Kalimantan yang sudah memesan pakaian dari toko Ade.
"Belum banyak juga mungkin sekitar 100 kodi sebulan kita buat pakaian jersey," kata Ade.
1. Pedagang makanan ikut terbantu

Rezeki yang melimpah pada gelaran BRI Liga I 2024 juga dirasakan Siti, salah satu pedagang makanan yang berjualan di seberang pintu barat Stadion SJH. Berjualan sejak pagi hari, dia bersama pada pedagang lainnya berada di luar pagar dan menjajakan berbagai jenis makanan serta minuman baik kepada penonton hingga panitia yang berjaga.
Selama ini Siti menjadi pedagang tetap di Stadion SJH. Artinya, ketika ada pertandingan di stadion ini dia sudah pasti berjualan. Dengan adanya turnamen Liga Indonesia, Siti sangat senang karena dia bisa lebih banyak berjualan dan mendapat lebih banyak uang.
"Kalau hanya liga kan jedanya lama. Kalau bisa ya ada terus turnamen kaya gini. Jadi tiap bulan itu atau tiap minggu ada terus pertandingan. Pedagang juga bisa jualan terus," ungkap Siti.
Bisa mendapat pemasukan hingga jutaan rupiah dalam satu laga, satu hal yang diharapkan Siti yaitu agar para pedagang terus bisa berjualan dalam setiap pertandingan sepak bola. Menurutnya, selama ini ada saja beberapa laga yang membuat para pedagang tidak bisa berjualan karena ada larangan Bobotoh yang datang ke lapangan karena satu dan lain hal. Siti pun berharap para penonton bisa menyaksikan laga dengan baik sehingga ke depannya tidak ada lagi larangan bagi Persib menggelar pertandingan di kandang sendiri tanpa penonton.
Meriahnya kembali gelaran BRI Liga 1 juga sangat dinanti para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Rahmat misalnya, merasa bahwa dagangannya makin ramai ketika ada pertandingan Persib di GBLA.
Dia mengatakan, keramaian ini terjadi lantaran para suporter biasanya mulai datang dari siang hari meski pertandingan baru berlangsung pada malam hari. Ketika siang tempat dagangannya sering jadi persinggahan para penonton yang hendak menyaksikan Persib. Kehadiran mereka jelas diikuti dengan pembelian berbagai makanan yang tersedia di warung.
Sayang kemeriahan yang sempat terjadi pasca pandemik COVID-19, di mana penonton bisa hadir langsung ke stadion, justru anjlok lagi akibat kejadian di Kajuruhan Malang sehingga pertandingan sepakbola tidak bisa dihadiri penonton.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan Bandung Acuviarta mengatakan, perhelatan olahraga seperti kompetisi sepakbola punya pengaruh yang luas pada berbagai aspek termasuk perekonomian masyarakat. Sektor penunjang kompetisi olahraga bukan hanya dirasakan perusahaan besar, tapi juga ekonomi kerakyatan seperti pelaku UMKM.
Menurutnya, olahraga yang menjadi kegiatan digandrungi masyarakat memang sudah semestinya dibuatkan sistem lebih mumpuni. Seperti di luar negeri ketika sepak bola bisa menjadi denyut nadi perekonomian sebuah daerah bahkan sebuah negara. Itu dikarenakan semua unsur terlibat bukan hanya di dalam stadion, tapi juga di luar stadion.
Acuviarta menyebut, dalam merangkul UMKM agar bisa mendapatkan dampak positif dalam sebuah kompetisi atau turnamen, bisa saja dibuatkan tempat khusus untuk pada pedagang berjualan. Termasuk dengan pernak pernik klub disimpan di sudut tertentu di mana fasilitas untuk penonton sepak bola yang hadir lebih nyaman.
“Jadi esensinya ini tidak hanya pas hari H saja pertandingan. Ketika memang ada pusat kuliner dan pernak-pernik di sekitar stadion, penggemar klub itu bisa membeli kebutuhan untuk menonton sambil berkuliner. Sepak bola itu memang multiplier effect sekali,” ujar Acuviarta.
Dengan banyaknya kompetisi olahraga khususnya sepak bola yang dicintai masyarakat, maka fasilitas sekitar stadion yang menunjang bisa memberi dampak positif bagi para pedagang. Ekosistem sehat seperti harus dibangun dan dipertahankan dalam jangka panjang karena imbasnya sangat baik untuk perekonomian pelaku usaha kecil.
Acuviarta menilai, keberadaan kegiatan olahraga di daerah tertentu juga bisa memberikan dampak pada perkembangan pariwisata secara menyeluruh. Sebab, ketika sebuah penonton klub sepak bola datang ke stadion mereka bisa juga melakukan aktivitas lainnya seperti berwisata di daerah tersebut.
2. Penonton akan dibuat lebih nyaman saat datang ke stadion

PT Persib Bandung Bermartabat tengah merumuskan sistem untuk diterapkan saat menggelar pertandingan kandang. Harapannya setiap penonton yang hadir langsung di Stadion GBLA bisa lebih nyaman dan aman ketika menyaksikan Pangeran Biru bertanding.
Direktur Commercial PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Gabriella Witdarmono mengatakan, saat ini PT PBB sedang melakukan perubahan pada aplikasi Persib agar Bobotoh bisa lebih nyaman menggunakannya. Salah hal yang diupayakan adalah para fans nantinya bisa melakukan registrasi untuk membeli tiket lewat aplikasi.
"Karena pengguna aplikasi juga naik terus. Terbaru ada 100 ribu data fans terverifikasi. Jadi kita ingin kasih experience kepada fans," ungkap Gabriella saat berbincang dengan media massa beberapa waktu lalu.
Sejauh ini pembelian tiket Persib hanya bisa dilakukan secara daring (online). Mereka yang ingin membeli harus mencantumkan KTP atau KIA untuk anak-anak. Dengan demikian PT PBB bisa mengetahui siapa saja yang mendaftar dan membeli tiket ketika Maung Bandung bertanding.
Menurutnya, peningkatan minat fans untuk dekat dengan tim pun terlihat dari pembelian merchandise termasuk jersey di toko Persib. Dari tiga model baju yang disiapkan puluhan ribu sudah terjual.
"Animonya sangat tinggi. Kita ingin ke depan Persib seperti tim-tim Eropa yang pendukungnya sangat antusias kepada tim. Ini yang akan dicoba juga di Bobotoh," ungkapnya.
Kenyamanan para pecinta Persib bukan hanya ketika mereka berada di luar lapangan, tapi juga di dalam lapangan. Hal ini yang dirasakan pasangan suami istri Yanto dan Epi ketika membawa dua buah hatinya, Ihsan (11) dan Hafidz (8), menyaksikan pertandingan Persib secara langsung.
Duduk di tribun sebelah kiri meja khusus jurnalis, Yanto dan Epi sangat menikmati pertandingan kedua tim. Berjingkrak, tertawa, dan kecewa bercampur aduk dalam 90 menit memberikan dukungan bagi Persib Bandung.
Ketika Yanto dan Epi duduk di tribun, Hafidz dan Ihsan sesekali turun ke bawah tribun untuk bermain sambil meneriakkan sejumlah pemain Persib yang hilir mudik dari bench ke tempat pemanasan.
"Persib ini sudah jadi budaya. Jadi pas ada waktu datang bersama keluarga ke stadion, saya bahwa dua anak laki-laki saya," kata Yanto saat berbincang dengan Radar Bandung.
Kedatangan Yanto ke stadion menonton Persib secara langsung dalam sebuah pertandingan merupakan momen yang langka bagi aparatur negara ini. Dia kerap bertugas saat Persib bertanding sehingga susah untuk menyempatkan datang memberikan dukungan langsung.
Ketika mendapat informasi Persib akan bemain sementara di Stadion SJH, Yanto langsung mencari empat tiket agar bisa menonton bersama keluarganya.
"Dekat juga dari rumah saya. Dan anak memang pengen nonton udah minta terus," kata dia.
Kecintaan Yanto pada Persib menular pada kedua buah hatinya. Ihsan dan Hafidz bahkan dibelikan jersey Persib dengan nama sendiri yang diukir, tapi sama-sama menggunakan nomor punggung 77, yang dikenakan oleh penyerang sayap Persib, Ciro Alves.
Meski baru pertama kali datang ke stadion menyaksikan laga Persib bersama keluarga, Yanto dan Epi merasa sangat nyaman. Menurutnya, kondisi kompetisi seperti ini harus dijaga dan dilanjutkan pada kegiatan olahraga manapun di Indonesia.
Epi yang baru pertama kali datang ke stadion pun merasakan kenyamanan yang sama. Selama ini dia berpikir ketika menonton langsung akan sulit bersama anak-anak, sehingga selama ini hanya menyaksikan Persib dari televisi saja.
"Sekarang udah ga takut lagi kalau bahwa anak-anak ke stadion kaya di Jalak ini enak tempatnya. Anak-anak juga seneng bisa lihat pemain langsung," kata Epi.
3. Harus bisa dinikmati semua kalangan

Menikmati sepak bola di stadion secara langsung memang lebih menyenangkan ketimbang dari televisi. Atmosfer menyaksikan tim kesayangan dari atas tribun yang menegangkan ini dirasakan juga oleh Rafa Syarif Romadona. Remaja lelaki berumur 15 tahun ini datang bersama sang ayah, Asep (52) dan adiknya, Zahra (11).
Rafa mendapat tempat di tribun paling bahwa bersama penyandang disabilitas daksa lainnya. Menggunakan kursi roda, dia tampak nyaman dan senang bisa melihat langsung Persib bermain di kandang.
"Suasananya bagus, pertandingan menarik, dan nyaman duduk di depan sini," ungkap Rafa.
Menurutnya, sepak bola seperti ini yang harus dipertahankan dan dikembangkan, di mana pada perhelatan kompetisi sepakbola siapapun bisa menikmati pertandingan, laki-laki, perempuan, orang dewasa, anak kecil, hingga difabel.
Olahraga yang digandrungi mayoritas masyarakat ini sudah pasti selalu dinati tak terkecuali penyandang disabilitas. Banyak difabel yang mencintai Persib atau tim daerahnya dan sangat berharap bisa datang ke stadion dan nyaman ketika memberikan dukungan.
"Saya baru pertama kali nonton ke stadion lihat Persib langsung. Fasilitas stadion sudah cukup bagus dan semoga ke depannya bisa makin baik bukan hanya di stadion ini," kata dia.
Sementara itu, ayah dari Rafa, Asep, ikut senang bisa membawa anaknya datang langsung mendukung Maung Bandung di stadion. Meski awalnya susah mendapat tempat, tapi setelah masuk dia diarahkan petugas untuk duduk di barisan paling depan tribun.
"Semoga semakin banyak ruang untuk difabel seperti anak saya bisa nonton langsung," ujarnya.
Salah satu pundit football Indonesia, Ripan Pradipta, sepakat dengan menghadirkan inklusivitas pada persepakbolaan Indonesia khususnya bagi para penonton yang bisa hadir di stadion. Menurutnya, hal itu penting agar siapapun yang memang ingin menyaksikan tim kesayangannya bertanding bisa mendukung langsung dari tribun dengan aman dan nyaman.
Saat ini untuk sebuah pertandingan sepak bola di Indonesia sudah banyak yang bisa disaksikan penyandang disabilitas. Penampakan seperti ini seharusnya bisa dilakukan di seluruh stadion tim yang ikut serta dalam Liga 1 sehingga ke depannya siapapun bisa datang menonton di stadion tak terkecuali anak-anak dan penyandang disabilitas.
"Kalau dulu mereka masuk ini susah paling duduk di tribun dekat VIP samping kanan atau kiri. Kalau sekarang beberapa stadion sudah ada akses khusus disabilitas jadi mereka nyaman pas nonton juga," kata Ripan.
Bagi suporter yang membawa keluarga khususnya anak-anak, dari dulu memang sudah ada. Namun, biasanya mereka datang ketika pertandingan diprediksi tidak ramai penonton. Berbeda ketika pertandingan besar seperti Persib vs Persija, masih ada kekhawatiran anak-anak menyaksikan laga langsung di stadion.
Yang sekarang harus dipertegas adalah berbagai aturan bagi penonton agar tribun bisa nyaman untuk semua orang termasuk anak-anak. Misalnya, larangan merokok di tribun ketika pertandingan sedang berlangsung. Penjaga atau steward harus lebih tegas pada aturan-aturan yang ada sehingga setiap penonton bisa merasa nyaman ketika mereka berada di stadion.
"Itulah peran steward dan memang tidak bisa langsung, tapi harus dilakukan secara bertahap dan perlahan agar kebiasaan mengikuti setiap aturan di stadion bisa dilakukan seluruh suporter," kata dia.