Bandung, IDN Times – Mengunjungi museum di jam operasional mungkin sudah biasa. Tapi, bagaimana rasanya jika mengunjungi museum pada malam hari dari pukul 18.45 sampai 21.15WIB? Tentu ada sensasinya.
Acara mengelilingi museum tengah malam saat ini tengah dipersiapkan para pengurus Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kota Bandung, Jawa Barat. Sayangnya, tidak semua pengunjung bisa menikmatinya, karena manajemen museum membatasi peserta kegiatan tersebut.
Gedung Merdeka adalah gedung utama dari Museum KAA. Gedung tersebut dibangun pada 1895 (Awalnya bernama Societeit Concordia), dan menjadi tempat digelarnya KAA yang diinisiasi Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, untuk mempertemukan berbagai kepala negara dari seluruh penjuru Asia dan Afrika.
Dalam acara Jelajah Malam Museum KAA yang digelar pada Jumat, 26 April 2019 itu, panitia berencana mematikan lampu Gedung Merdeka. “Kali ini istimewa, karena Gedung Merdeka akan diredupkan cahayanya. Jadi, peserta harus membawa sendiri senter,” kata Meinarti Fauzie, Kepala Museum KAA, kepada IDN Times, Selasa (16/4).
Tak hanya itu, dalam Jelajah Malam Museum KAA itu juga, peserta dan panitia akan menggunakan dresscode alias kostum khas Konferensi Asia Afrika. Misalnya, kostum yang digunakan oleh kepala negara peserta seperti Soekarno dan Jawahrlal Nehru, mantan Perdana Menteri India.
“Setiap pengunjung akan dapat pemandu dari kami,” ujarnya.
Untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut, masyarakat sepertinya harus berebut tempat. Pasalnya, manajemen Museum KAA hanya menyiapkan acara untuk 400 orang peserta saja.
Jumlah tersebut akan dibagi ke dalam enam sesi. Sesi pertama dimulai pukul 18.45 WIB, dan waktu kunjungan malam akan diakhiri pada 21.15 WIB.
Dalam kegiatan itu pun, para peserta tak hanya mendapat sensasi mengelilingi Museum KAA malam hari. Lebih dari pada itu, mereka juga akan mendapat kisah-kisah perjalanan 30 bendera negara Benua Afrika.
“Jadi, sepuluh tahun setelah KAA berlangsung ada 30 negara Afrika yang merdeka. Maka itu, kami ingin menceritakan kembali kemerdekaan tersebut lewat bendera mereka masing-masing,” kata Meinarti.