Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Guru Honorer Dapat Upah Rp850 Ribu di Sukabumi

7cf82074-e29e-48f6-8fa1-a8571b9ecbb9.jpeg
Yusup Saepudin, guru honorer asal Kab Sukabumi (IDN Times/Istimewa)
Intinya sih...
  • Dorongan hati ubah pandangan Yusup jadi guruMeski awalnya tidak berniat jadi guru, Yusup akhirnya bertahan karena dorongan hati untuk mendidik generasi muda.
  • Gaji Rp850 ribu sebulan, jauh dari cukupSebagai guru honorer, Yusup hanya menerima Rp850 ribu per bulan, tidak mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
  • Harapan untuk masa depan guru honorerYusup berharap pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru honorer dan mengangkat mereka menjadi ASN atau PPPK.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Yusup Saepudin, seorang guru honorer berusia 25 tahun di SMK Wira Utama, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, menjalani kehidupan yang penuh keterbatasan. Meski sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak, ia tetap mengabdi sebagai pendidik dengan penghasilan yang jauh dari cukup.

Yusup lahir di Sukabumi pada 10 Juli 2000 dan kini tinggal bersama keluarganya di Kampung Haji, Desa Kertaangsana. Kariernya di dunia pendidikan bermula ketika kepala sekolah SMK Wira Utama, yang juga sekolah tempatnya menimba ilmu dulu, mengajaknya mengajar pada 2023.

Sebelum itu, Yusup pernah menjadi pendamping pembina Pramuka sejak 2019, meski hanya setahun karena kesibukan lain.

1. Dorongan hati ubah pandangan Yusup jadi guru

26f59343-7595-4c34-b42d-e237ad7d0d02.jpeg
Yusup saat mengajar di Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Meski awalnya tidak berniat jadi guru, Yusup akhirnya bertahan karena dorongan hati untuk mendidik generasi muda.

"Sebenarnya awalnya tidak ada keinginan untuk menjadi guru honorer karena semua orang tahu gajinya kecil dengan beban besar. Tapi saya punya tekad agar generasi sekarang tidak hanya pintar akademis, tapi juga punya empati, spiritual, dan etika yang baik," ungkapnya Senin (25/8/2025).

2. Gaji Rp850 ribu sebulan, jauh dari cukup

2f142612-5baa-4045-8d72-1dcd4d1c0d06.jpeg
Yusup, salah satu guru honorer saat mengajar di Kab Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Sebagai guru honorer, Yusup hanya menerima Rp850 ribu per bulan. Jumlah itu jelas tidak mencukupi kebutuhan rumah tangganya. "Untuk beli pampers saja sudah habis seperempat gaji. Belum lagi biaya makan sehari-hari dan bensin untuk ke sekolah," tuturnya.

Untuk menutupi kebutuhan, Yusup kerap mencari pekerjaan tambahan. Ia pernah menjadi petugas sensus, PPS desa, hingga bercocok tanam di sawah. Walaupun begitu, menurutnya masalah terbesar tetap soal kesejahteraan guru honorer yang masih jauh dari layak.

Meski kerap merasa tidak bisa memberi lebih untuk istri, anak, maupun orangtuanya, Yusup tetap semangat berkat dukungan keluarga.

"Kalau keluarga sampai saat ini mendukung saja saya sebagai guru honorer, meski terkadang saya merasa tidak bisa memberikan hal yang lebih," ucapnya.

3. Harapan untuk masa depan guru honorer

7cf82074-e29e-48f6-8fa1-a8571b9ecbb9.jpeg
Yusup Saepudin, guru honorer asal Kab Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Melalui pengabdiannya, Yusup berharap pemerintah bisa memperhatikan kesejahteraan guru honorer. "Harapan saya tolong diperhatikan kesejahteraan guru honorer. Kami juga mendidik cikal bakal pemimpin masa depan. Besar harapan kami diangkat menjadi ASN atau PPPK," ujarnya.

Selain mengajar, Yusup juga membantu istrinya mengurus anak serta menghabiskan waktu di sawah. Ia ingin dikenang murid-muridnya bukan hanya sebagai guru, tapi juga sahabat.

"Bagi saya, guru itu harus memberi contoh di depan, memberi semangat di tengah, dan memberi dorongan di belakang," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us