Jalan Arah Wisata Pajampangan Sukabumi Ambles dan Retak, Akses Terputus Total

- Kedalaman amblas capai lima meter, panjang kerusakan 50 meter
- Jalur menuju pajampangan dialihkan lewat Lengkong
- Warga sempat lihat retakan sejak malam hari
Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Akses jalan menuju kawasan wisata Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, lumpuh total setelah badan jalan di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan amblas pada Kamis (18/12/2025) pagi. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 05.30 WIB dan menyebabkan kendaraan roda dua maupun roda empat tidak dapat melintas.
Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Arif Saepul Haris mengatakan, penanganan awal di lokasi dilakukan bersama oleh masyarakat, kepolisian, dan perwakilan PUPR untuk mengevakuasi kendaraan yang terjebak.
"Untuk kejadian terjadi sekira pukul 05.30 pagi dan saat ini sedang dibantu oleh masyarakat, PUPR, dan kepolisian untuk membantu mengevakuasi kendaraan yang terjebak di jalur arah wisata ke Pajampangan tepatnya di Kampung Cimapag," kata Arif di lokasi.
1. Kedalaman amblas capai lima meter, panjang kerusakan 50 meter

Menurut Arif, badan jalan amblas dengan kedalaman sekitar lima meter dan panjang kerusakan mencapai kurang lebih 50 meter. Kontur jalan yang curam membuat jalur tersebut tidak memungkinkan dilalui kendaraan apa pun.
"Betul, sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. Di depan lokasi juga tadi sempat terjadi longsor susulan, itu jalur sabuk Geopark Ciletuh," ujarnya.
Ia menambahkan, longsor susulan kembali terjadi di titik lain yang berjarak sekitar 700 meter dari lokasi kejadian awal pada pukul 11.00 WIB. Beberapa bulan sebelumnya, longsor juga pernah terjadi di kawasan yang sama.
2. Jalur menuju pajampangan dialihkan lewat Lengkong

Akibat kejadian ini, arus lalu lintas menuju Pajampangan terpaksa dialihkan melalui jalur Lengkong. Sementara itu, jalur Sabuk Geopark Ciletuh juga dilaporkan tidak dapat digunakan karena mengalami longsor.
Petugas kepolisian telah memasang rambu peringatan dan melakukan penjagaan guna mencegah pengendara melintas ke lokasi berbahaya.
3. Warga sempat lihat retakan sejak malam hari

Salah seorang warga sekaligus pengendara, Asep Unus (58 tahun), mengaku telah melihat adanya retakan di badan jalan sejak malam sebelum kejadian. Namun, kondisi jalan saat itu masih terlihat landai dan belum begitu membahayakan pengguna jalan.
"Jam 05.45 saya sudah ada di sini. Dari semalam ada retakan-retakan sedikit, tapi jalannya masih landai. Begitu mau lewat, langsung anjlok," ungkap Asep.
4. Jalan terus turun dalam waktu singkat

Asep bersaksi jika penurunan badan jalan terjadi secara terus-menerus dalam waktu singkat. Bahkan, dalam kurun waktu sekitar 30 menit, kondisi jalan semakin memburuk.
"Dari jam lima sampai sekarang terus turun. Dalam 30 menit jalannya terus turun," katanya.
Saat kejadian, Asep tengah dalam perjalanan menuju Surade untuk mengantarkan sembako. Hingga kini, petugas bersama warga masih berjaga di lokasi untuk mengantisipasi longsor susulan dan memastikan tidak ada korban jiwa.
















