TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Majalaya Siap Hadapi Bencana dengan Eduwisata Ngaguar Banjir

Program ditujukan pada warga dan pelajar di Majalaya

Ilustrasi banjir di perkotaan. (pixabay.com/j_lloa)

Kabupaten Bandung, IDN Times - Kawasan Majalaya di Kabupaten Bandung yang mencakup Kecamatan Majalaya, Paseh, Ibun, dan Solokanjeruk sering kali terkena dampak banjir dan banjir bandang akibat luapan Sungai Citarum hulu.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mengurangi dampak dari banjir, program edukasi dan wisata bertajuk "Ulin bari diajar Ngaguar Banjir Majalaya" dilaksanakan.

Program "Ulin bari diajar Ngaguar Banjir Majalaya" yang dalam bahasa Sunda berarti "bermain sambil belajar mengeksplorasi banjir di Majalaya," adalah inisiatif warga untuk merawat kesiapsiagaan banjir Majalaya.

Program ini merupakan ajakan kolaborasi dalam kegiatan eduwisata yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga serta pelajar SD/SMP/SMA/SMK/MA di daerah terdampak banjir di Majalaya.

Kolaborasi ini juga dilakukan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung (PPSDA ITB) dan pihak lainnya, di antaranya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), BMKG, Komunitas Siaga Warga Majalaya, dan perangkat Desa setempat.

1. Dihadiri oleh dosen PPSDA ITB

Pada 7 September 2024, fokus kegiatan dilakukan untuk membangun kesiapsiagaan banjir di kalangan anak-anak, terutama dari daerah yang terdampak banjir.

Kegiatan ini di antaranya dihadiri oleh Faizal Rohmat, perwakilan dosen dari PPSDA ITB sebagai volunteer narasumber yang memberikan beberapa materi terkait mitigasi kebencanaan banjir dalam bidang pengelolaan sumber daya air, serta akademisi lainnya.

2. Apa saja edukasi dalam acara tersebut?

Agenda kegiatan meliputi sesi pembelajaran dan kunjungan edukasi.

"Sesi pembelajaran mencakup penyampaian informasi terkait risiko banjir di Majalaya serta langkah pengurangan risikonya, kesiapsiagaan dan penanganan darurat saat banjir, serta pengenalan alat pemantau cuaca, wadah panen air hujan, dan alat ukur tinggi muka air," kata Faizal, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (12/9/2024).

Sedangkan kunjungan edukasi meliputi kunjungan ke daerah tangkapan air Citarum hulu, lokasi rawan banjir di Majalaya, serta lokasi alat pemantau cuaca dan tinggi muka air. Selain itu, akan ada penjelasan tentang sistem peringatan dini, diikuti dengan diskusi dan sesi tanya jawab interaktif.

Berita Terkini Lainnya