TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang Musim Hujan, Waspadai Kriteria Daerah Longsor di Jabar

Masyarakat diimbau mengecek kondisi rumah sekitar

ANTARA FOTO/ist

Bandung, IDN Times - Memasuki bulan Oktober, sebagian daerah di Provinsi Jawa Barat mulai mengalami hujan ringan. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pulau Jawa akan memasuki musim hujan secara menyeluruh mulai November 2019.

Bersamaan dengan dimulainya musim penghujan, potensi bencana banjir dan longsor pun mengintai. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, menuturkan bahwa masyarakat harus mulai waspada khususnya yang berada di bagian barat hingga selatan Jawa Barat, karena daerah ini rentan mengalami tanah longsor.

"Persiapan mitigasi, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan wajib untuk membantu memahami potensi bencana," kata Kasbani, dalam diskusi Gerakan Tanah 2019 di Auditorium Geologi, Bandung, Rabu (02/10).

1. Gerakan tanah di Jabar masuk kategori menengah hingga tinggi

IDN Times/Debbie Sutrisno

Berdasarkan data yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per Oktober 2019, seluruh daerah di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah yang masuk ke dalam kategori menengah hingga tinggi. Untuk kategori menengah, gerakan tanah berpotensi terjadi apabila curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara untuk kategori potensi tinggi, gerakan tanah dapat terjadi apabila curah hujan yang turun berada di atas normal. Selain itu, gerakan tanah lama, seperti misalnya longsor di masa lalu, dapat berpotensi terulang kembali.

Kasbani mengatakan, gerakan tanah di suatu daerah dapat disebabkan oleh faktor penyebab maupun pemicu. "Seperti kondisi kelerengan, kondisi keairan, dan sebagainya," ungkapnya. Dia menambahkan, hal yang memengaruhi juga adalah gempa bumi atau erupsi dari gunung berapi.

2. Dampak kemarau pun bisa menimbulkan retakan tanah

ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Selain itu, Kasbani mengatakan, daerah yang pada saat kemarau mengalami kekeringan hingga menimbulkan keretakan pada tanah juga berpotensi mengalami gerakan tanah ketika hujan turun. Untuk itu, masyarakat diminta melakukan antisipasi sebelum musim penghujan tiba.

"Tanah yang lama enggak kena air dan ada retak-retaknya itu ketika terisi air di musim hujan bisa memicu longsor. Ada baiknya mengurangi potensi itu dengan memerhatikan jalur-jalu air, drainase, dan mengisi retakan-retakan tanah dengan tanah halus atau tanah lempung," pungkasnya.

Baca Juga: Kalah di PTUN, Wali Kota Bandung Curigai Putusan Sidang Sengketa Sekda

Baca Juga: BNN Berencana Awasi Penggunaan Vape Sampai ke Konsumen 

Berita Terkini Lainnya