Bank Indonesia Dorong Jabar Selatan Jadi Pusat Hilirisasi Pertanian
Jabar perlu sektor baru dalam pertumbuhan perekonomian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Perekonomian Jawa Barat saat ini masih terkonsentrasi pada manufaktur. Industri tersebut memberikan kontribusi hingga 41 persen dalam perekonomian Jawa Barat.
Dengan adanya situasi global yang kurang menentu, Bank Indonesia (BI) Jawa Barat mendorong pemerintah mencari sektor baru yang bisa menjaga stabilitas perekonomian. Salah satunya dengan menjadikan kawasan Jabar Selatan sebagai pusat hilirisasi sektor pertanian.
"Satu hal yang menarik untuk Jawa Barat adalah bagian selatan. Kalau Jabar Selatan itu bisa kita dorong untuk menjadi pusat industri pertanian termasuk hilirisasinya, saya kira ini akan jadi sebuah mesin pertumbuhan baru untuk Jawa Barat," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea dalam West Java Economic Society (WJES), Selasa (31/10/2023).
1. Sektor pertanian hanya menyumbang 9 persen ekonomi di Jabar
Erwin menuturkan, perekonomian di Jabar saat ini memang masih aman. Pada kuartal II 2023 angkanya mencapai 5,25 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomian nasional di angka 5,17 persen.
Dia menilai bahwa pada kuartal III diperkirakan akan ada perlambatan karena motor penggerak ekonomi kurang maksimal. Sementara Jabar sebagai kawasan pusat pertanian sumbangsih para perekonomiannya hanyan 9 persen.
"Kontribusi sektor pertanian Jabar ini masih di kisaran angka itu. Kita masih tergantung dengan pergerakan terhadap industri," kata dia.
Erwin menilai pada akhir tahun perekonomian Jabar masih akan tumbuh di kisaran 4,7 persen higga 5,5 persen. Meski demikian, untuk tahun depan Pemprov Jabar harus mencari peluang baru dalam menjaga perekonomian akibat situasi global.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Ketersediaan Alsintan Terus Digenjot