Jalan dan Rumah di Purwakarta Rusak Akibat Pergerakan Tanah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Purwakarta, IDN Times - Lebih dari 20 unit rumah di Kampung Cibodas, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta terdampak pergerakan tanah. Bencana tersebut dilaporkan merusak bangunan milik warga dengan tingkat kerusakan ringan hingga berat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purwakarta Juddy Herdiana mengatakan pergerakan tanah terjadi beberapa kali. Kejadian terakhir dilaporkan pada Senin (10/4/2023) kemarin oleh warga setempat.
Menurut hasil pengamatan petugas BPBD Purwakarta di lokasi, pergeseran tanah diduga dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi secara terus-menerus.
“Lokasi bencana masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah,” kata Juddy, Selasa (11/4/2023).
1. Lokasi terdampak berada di zona kerentanan menengah
Zona kerentanan gerakan tanah menengah itu dijelaskan dalam laporan bencana pergerakan tanah dari BPBD Purwakarta. Pada zona tersebut, gerakan tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal.
Terutama, kata Juddy, pada kawasan yang berbatasan dengan kondisi tanah yang rentan. “Seperti, lembah sungai, gawir (jurang), tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali jika curah hujan tinggi,” katanya.
2. Tata guna lahan pertanian basah memicu bencana
Pada bencana alam kali ini, BPBD Purwakarta memperkirakan gerakan tanah termasuk tipe rayapan. Selain hujan, penyebab lainnya bisa jadi akibat tata guna lahan berupa pertanian lahan basah yang banyak diterapkan oleh warga di sana.
“Hal itu mengakibatkan penjenuhan serta pelunakan tanah akibat akumulasi air dari lahan pertanian tersebut,” ujar Juddy, menyebutkan luas wilayah pergerakan tanah kali ini diperkirakan mencapai satu hektare.
3. Sebanyak 16 rumah terdampak dan lima rumah berpotensi menjadi korban
Akibat kejadian tersebut, sekitar 16 rumah mengalami kerusakan dan lima unit rumah lainnya berpotensi mengalami dampak susulan. Selain itu, jalan desa setempat juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat tanah yang ambles.
BPBD Purwakarta diakui telah memberikan sejumlah rekomendasi kepada bupati untuk mengantisipasi dampak bencana susulan.
“Di antaranya revegetasi, mengatur aliran air permukaan atau drainase agar air tidak masuk ke area longsoran dan relokasi rumah warga yang terdampak,” kata Juddy.
4. Warga berharap direlokasi ke tempat yang lebih aman
Sementara itu, para korban mengaku masih khawatir akan terjadi pergerakan tanah susulan. Beberapa di antara mereka pun memilih mengungsi ke tempat kerabat atau membuat tenda darurat di dekat lokasi.
Menurut salah seorang warga setempat, Sugono (51 tahun), pergerakan tanah itu sebenarnya sudah sering terjadi sejak 2021 lalu.
“Harapannya bisa pindah ke tempat yang lebih aman. Dari pada di sini (rumah) sudah hancur, takut kalau ada pergeseran tanah lagi," katanya, kepada awak media.
Baca Juga: Korban Bencana Angin Kencang di Purwakarta Jalani Pemulihan
Baca Juga: Pesanan Susu Kambing asal Purwakarta Meningkat saat Ramadan
Baca Juga: Kasus Positif Polio di Purwakarta Bertambah Jadi Tujuh Anak