Baparekraf Terus Berupaya Atasi Kesenjangan Talenta Digital
Kesenjangan harus dikikis dengan pemberian pelatihan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terhambat dengan kurangnya ketersediaan tenaga kerja atau talenta. Sebagai pasar ekonomi digital, Indonesia harusnya bisa menjadi raja di tanah sendiri jika tenaga kerja dalam sektor ini berlimpah.
Menurut laporan e-Conomy SEA 2023 dari Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2023 mencapai 82 miliar USD dan diproyeksi akan tumbuh menjadi 109 miliar USD pada tahun 2025.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif berupaya mengatasi kesenjangan itu dengan meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengembang digital lokal (developer), melalui Baparekraf Developer Day (BDD), Sabtu (9/3/2024) di Bandung.
1. Gap talenta digital masih besar
Menparekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya mengatakan, antusiasme para developer mengikuti kegiatan ini sangat besar. Hal itu ditandai dengan jumlah pendaftar yang melebihi target. Pada pelaksanaan BDD tahun ini jumlah yang mendaftar mencapai 5.628 orang, melebihi dari target sejumlah 1.000 peserta.
"Masih besarnya gap antara kebutuhan talenta digital yang dibutuhkan industri dengan ketersediaan pasar tenaga kerja, maka pada BDD tahun ini Kemenparekraf membawa tema Bridging the Digital Skills Gap: Paving the Way for Digital Indonesia," ujar Sandiaga.
Menurutnya, tema itu diartikan sebagai gambaran besar dari tujuan utama yaitu untuk memberikan wadah bagi para developer, meningkatkan keterampilan dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan.