Marak Investasi Bodong di Telegram, Bagaimana Menghindarinya?
OJK telah hentikan 21 entitas ilegal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Penipuan berkedok investasi semakin marak di berbagai media sosial. Tidak hanya melalui WhatsApp atau bahkan telepon, tawaran investasi yang menggiurkan namun janggal seringkali muncul di aplikasi Telegram.
Modus penipuan investasi online ini dilakukan dengan cara mengundang calon investor ke sebuah grup Telegram, tanpa sepengetahuan calon investor.
Untuk meyakinkan calon korban, admin daripada grup Telegram tersebut biasanya mencatut nama badan usaha resmi yang sudah terdaftar di OJK. Tak hanya nama badan usaha yang dicatut, tak jarang mereka juga berani menampilkan logo perusahaan asli dari grup Telegram palsu mereka.
Dengan cara tersebut, oknum berjaga-jaga agar korban tak sadar tengah ditipu meski telah menguji legalitas perusahaan di OJK.
Bagaimana para oknum ini mengelabui masyarakat?
1. Ciri-ciri grup Telegram penipuan investasi
Biasanya, grup Telegram investasi fiktif memiliki ribuan anggota plus testimoni yang mengesankan keberhasilan investasi. Tidak cuma itu, grup tersebut pun biasanya berani menjanjikan keuntungan berlimpah dalam waktu singkat hingga angka 30 persen dalam waktu 30 hari.
Dengan berbagai upaya penipuan ini, tak sedikit masyarakat menjadi korban karena tergiur angka keuntungan yang ditawarkan.
Dilansir dari berbagai sumber, masyarakat sebenarnya bisa menganalisis kebenaran dari grup tersebut dengan meneliti beberapa hal di antaranya testimoni yang diduga palsu, bukti transfer yang diduga palsu, adanya syarat untuk tidak bertanya di grup, adanya chat dari akun bot, dan permintaan transfer yang mengarah ke rekening pribadi.
Baca Juga: Kenali 5 Fitur Keamanan Telegram dan Cara Pakainya, Kamu Harus Tahu!
Baca Juga: 10 Grup Channel Telegram Belajar Saham, Cara Mudah Dapat Cuan Melimpah
Baca Juga: Rekomendasi 4 Tema Channel Telegram yang Ampuh Tingkatkan Skill