Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Menulis Puisi

ilustrasi menulis puisi (pexels.com/lil artsy)
ilustrasi menulis puisi (pexels.com/lil artsy)
Intinya sih...
  • Menentukan tema sebagai fondasi utama
  • Pemilihan diksi yang tepat
  • Ritme dan irama dalam baris puisi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menulis puisi sering dianggap sebagai cara paling ekspresif untuk menuangkan perasaan. Banyak orang beranggapan bahwa cukup dengan merangkai kata-kata indah, maka jadilah sebuah puisi, padahal berkarya tidak sesederhana itu.

Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan agar karya yang dihasilkan bukan hanya indah dibaca, tetapi juga menyentuh hati.

Puisi yang baik bukan sekadar permainan kata, melainkan medium untuk menyampaikan emosi, pengalaman, dan refleksi hidup. Oleh karena itu, memahami hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai menulis sangat penting.

Dengan begitu, puisi yang lahir bukan sekadar rangkaian baris, tetapi juga karya sastra yang punya jiwa.

1. Menentukan tema sebagai fondasi utama

ilustrasi tema cinta (pexels.com/Andre Furtado)
ilustrasi tema cinta (pexels.com/Andre Furtado)

Tema menjadi fondasi dalam setiap karya puisi. Ibarat rumah, tanpa fondasi yang kuat, bangunan akan mudah runtuh. Begitu juga dengan menulis puisi, tanpa tema yang jelas, puisi akan kehilangan arah.

Tema inilah yang mengarahkan penulis dalam memilih kata, suasana, dan pesan yang ingin disampaikan. Sebagai contoh, tema cinta akan menghasilkan nuansa berbeda dibanding puisi bertema kerinduan atau keresahan sosial.

Dengan menentukan tema sejak awal, kamu tidak hanya memudahkan proses menulis, tetapi juga memastikan puisi memiliki makna yang konsisten.

2. Pemilihan diksi yang tepat

ilustrasi kata sunyi (www.pexels.com/Semiha HASTAŞ)
ilustrasi kata sunyi (www.pexels.com/Semiha HASTAŞ)

Diksi, atau pilihan kata, adalah unsur paling vital dalam puisi. Kata sederhana bisa menjadi penuh makna jika dipilih dengan cermat. Misalnya, kata sunyi dan sepi mungkin terdengar mirip, tetapi keduanya membawa nuansa emosional yang berbeda.

Ketelitian dalam memilih diksi akan menentukan kuat atau tidaknya pengaruh puisi terhadap pembaca.

Selain itu, penggunaan kata-kata serapan asing yang sesuai aturan PUEBI bisa memberikan variasi. Namun, penggunaannya tetap harus proporsional agar tidak mengurangi keaslian bahasa.

Ingat, selain estetis, puisi yang baik adalah puisi yang mampu memberi kesan mendalam sekaligus dapat dimengerti oleh pembacanya.

3. Ritme dan irama dalam baris puisi

ilustrasi mendengarkan alunan yang enak (pexels.com/Minh Khang Lê)
ilustrasi mendengarkan alunan yang enak (pexels.com/Minh Khang Lê)

Puisi yang indah tidak hanya dinikmati lewat pembacaan mata, tetapi juga melalui pendengaran telinga. Ritme dan irama sangat penting untuk mengalirkan alunan yang merdu dan enak dibaca.

Tanpa ritme, puisi bisa terdengar datar, kehilangan daya tariknya, dan membuat pembaca cepat bosan.

Untuk menjaga ritme, cobalah membaca puisimu dengan lantang. Perhatikan jeda, pengulangan kata, dan penekanan suara. Hal ini akan membantu menentukan apakah alurnya sudah mengalir dengan baik atau masih perlu perbaikan.

Banyak penyair menyebutnya flow, yakni aliran alami yang membuat puisi terasa hidup.

4. Penggunaan majas dan imaji

ilustrasi menggunakan imaji saat menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi menggunakan imaji saat menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Majas adalah bumbu rahasia yang membuat puisi semakin gurih dan nikmat saat dibaca. Dengan metafora, simile, atau personifikasi, puisi bisa menghadirkan gambaran yang lebih hidup.

Misalnya, kalimat “mataku seperti hujan yang tak kunjung reda” lebih kuat dibanding “aku sedang sedih.” Imaji yang tercipta membuat pembaca tidak sekadar membaca, tetapi juga ikut merasakan.

Imaji dalam puisi dapat berupa visual, auditif, atau bahkan taktil. Dengan imaji, pembaca seolah dibawa masuk ke dalam pengalaman emosional yang kamu tuliskan.

Inilah sebabnya majas dan imaji menjadi senjata penting dalam memperkuat daya tarik sebuah puisi.

5. Kejujuran dalam menulis

ilustrasi ketulusan (pexels.com/Ivan Aguilar)
ilustrasi ketulusan (pexels.com/Ivan Aguilar)

Keindahan puisi tidak selalu terletak pada kata-kata yang rumit, tetapi juga pada ketulusan perasaan yang ingin dituangkan ke dalamnya. Menulis dengan jujur akan membuat puisi lebih mudah dipahami sekaligus lebih dalam maknanya.

Puisi yang lahir dari hati akan terasa lebih autentik dibanding puisi yang hanya mengejar keindahan kata.

Pembaca dapat merasakan ketulusan itu meski hanya lewat barisan kalimat sederhana. Oleh karena itu, jangan pernah takut menulis sesuai isi hati yang kamu rasakan. Ketika kata-kata mengalir secara jujur, pembaca pun akan lebih mudah terhubung dengan perasaan yang ingin kamu sampaikan.

Menulis puisi memang bukan perkara mudah, tetapi juga bukan sesuatu yang mustahil. Dengan memperhatikan tema, pemilihan diksi, ritme, majas, dan kejujuran dalam menulis, kamu bisa menghasilkan karya yang bukan hanya indah, tetapi juga bermakna.

Puisi adalah cermin hati, jadi biarkan kata-kata mengalir tulus untuk menyentuh siapa saja yang membacanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest Life Jawa Barat

See More

6 Cara Mengurangi Stres dengan Aktivitas Sederhana di Rumah, Rileks!

12 Sep 2025, 06:00 WIBLife