6 Kesalahan Fatal Saat Negosiasi Gaji dan Trik Menguasainya

- Tidak melakukan riset terlebih dahuluBanyak orang masuk ke ruang negosiasi tanpa persiapan yang matang. Mereka hanya mengandalkan perkiraan atau mengikuti standar umum tanpa tahu nilai pasar sebenarnya.
- Terlalu cepat menerima tawaranSaking takut kehilangan kesempatan, banyak orang langsung mengiyakan tawaran pertama yang diberikan perusahaan. Padahal, tawaran awal biasanya belum tentu sesuai dengan nilai sebenarnya.
- Tidak bisa menjelaskan nilai diriKesalahan besar lainnya adalah hanya menyebut angka tanpa bisa menjelaskan alasan di balik permintaan itu. Perusahaan tentu ingin tahu mengapa kamu layak menerima gaji lebih tinggi.
Negosiasi gaji adalah momentum penting yang bisa menentukan masa depan kariermu. Sayangnya, banyak orang yang masih merasa canggung atau bahkan takut ketika harus membicarakan angka dengan atasan atau pihak personalia atau HRD.
Padahal, jika kamu tidak pandai mengatur strategi, kesempatan untuk mendapatkan gaji sesuai kemampuan bisa lewat begitu saja. Karena itu, penting untuk memahami kesalahan umum yang sering dilakukan.
Kesalahan dalam negosiasi tidak hanya membuatmu kehilangan peluang, tapi juga bisa memengaruhi citra profesional di mata perusahaan. Dengan menghindari langkah-langkah keliru, kamu bisa tampil lebih percaya diri dan meyakinkan. Negosiasi gaji bukan soal serakah, tapi soal menghargai nilai dari keahlian dan kerja kerasmu.
Mari kita bahas beberapa kesalahan umum dan cara bijak untuk menghindarinya.
1. Tidak melakukan riset terlebih dahulu

Banyak orang masuk ke ruang negosiasi tanpa persiapan yang matang. Mereka hanya mengandalkan perkiraan atau mengikuti standar umum tanpa tahu nilai pasar sebenarnya.
Padahal, setiap posisi memiliki kisaran gaji yang berbeda tergantung industri dan pengalaman. Kalau kamu tidak tahu, bisa saja kamu meminta terlalu rendah atau malah berlebihan.
Untuk menghindarinya, lakukan riset terlebih dahulu tentang standar gaji di bidangmu. Kamu bisa mencari informasi dari situs karier, forum profesional, atau bertanya kepada orang yang sudah berpengalaman. Dengan begitu, kamu punya dasar yang kuat saat menyebut angka. Persiapan ini akan membuatmu terlihat profesional dan realistis.
2. Terlalu cepat menerima tawaran

Saking takut kehilangan kesempatan, banyak orang langsung mengiyakan tawaran pertama yang diberikan perusahaan. Padahal, tawaran awal biasanya belum tentu sesuai dengan nilai sebenarnya.
Jika kamu langsung setuju, kamu bisa kehilangan peluang untuk mendapat gaji lebih baik. Ingat, negosiasi adalah bagian normal dalam dunia kerja.
Cara menghindarinya adalah dengan memberi jeda sebelum menjawab. Ucapkan terima kasih atas tawaran tersebut, lalu minta waktu untuk mempertimbangkannya. Gunakan momentum itu untuk menimbang apakah angka yang diberikan sudah sesuai dengan standar industri dan kebutuhanmu.
Dengan begitu, kamu tetap terlihat profesional sekaligus bijak dalam mengambil keputusan.
3. Tidak bisa menjelaskan nilai diri

Kesalahan besar lainnya adalah hanya menyebut angka tanpa bisa menjelaskan alasan di balik permintaan itu. Perusahaan tentu ingin tahu mengapa kamu layak menerima gaji lebih tinggi.
Kalau kamu tidak bisa menunjukkan kelebihan dan kontribusimu, permintaanmu bisa terdengar kosong. Negosiasi bukan hanya soal angka, tapi juga soal bukti nyata.
Untuk menghindarinya, siapkan daftar pencapaian dan keahlian yang relevan dengan posisi yang kamu incar. Jelaskan bagaimana pengalamanmu bisa membawa dampak positif bagi perusahaan. Semakin konkret contoh yang kamu berikan, semakin mudah perusahaan memahami nilaimu.
Dengan begitu, permintaanmu lebih masuk akal dan dapat dipertimbangkan serius.
4. Takut dianggap materialistis

Banyak orang sungkan membicarakan gaji karena takut dicap hanya mementingkan uang. Padahal, meminta gaji sesuai kemampuan bukanlah hal yang salah. Kalau kamu terlalu ragu, justru bisa merugikan dirimu sendiri dalam jangka panjang.
Ingat, profesionalitas juga diukur dari bagaimana kamu menghargai dirimu sendiri.
Untuk menghindari hal ini, ubah cara pandangmu terhadap negosiasi. Jangan melihatnya sebagai ajang minta-minta, tapi sebagai proses wajar dalam dunia kerja.
Sampaikan permintaan dengan bahasa yang sopan, jelas, dan tetap menghargai perusahaan. Dengan sikap itu, kamu tidak akan terlihat materialistis, tapi justru lebih profesional.
5. Tidak mempertimbangkan tunjangan dan fasilitas

Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah hanya fokus pada gaji pokok. Padahal, banyak perusahaan memberikan kompensasi dalam bentuk tunjangan, bonus, atau fasilitas lain. Kalau kamu hanya melihat angka utama, kamu bisa melewatkan nilai tambahan yang sebenarnya cukup besar. Hal ini bisa membuatmu salah menilai tawaran.
Untuk menghindarinya, perhatikan keseluruhan paket kompensasi. Pertimbangkan tunjangan kesehatan, cuti, bonus tahunan, hingga peluang pengembangan karier.
Kadang, meskipun gaji pokok terlihat kecil, fasilitas tambahan bisa sangat menguntungkan. Dengan begitu, kamu bisa menilai tawaran secara lebih objektif.
6. Tidak berlatih sebelum negosiasi

Negosiasi gaji bisa jadi momentum menegangkan, apalagi kalau kamu jarang melakukannya. Banyak orang akhirnya terbata-bata, gugup, atau bahkan lupa poin penting yang ingin disampaikan. Kalau itu terjadi, kesanmu di mata pewawancara bisa menurun. Persiapan mental sama pentingnya dengan persiapan data.
Untuk menghindarinya, coba berlatih sebelum negosiasi. Kamu bisa meminta bantuan teman untuk menjadi lawan bicara, atau berlatih sendiri di depan cermin.
Latihan akan membuatmu lebih lancar dan percaya diri. Dengan begitu, saat hari H tiba, kamu bisa tampil meyakinkan dan terstruktur.
Negosiasi gaji bukanlah hal yang menakutkan jika kamu tahu cara mempersiapkannya dengan baik. Hindari kesalahan-kesalahan umum seperti kurang riset, terburu-buru menerima tawaran, atau takut dianggap materialistis.
Ingat, tujuan dari negosiasi adalah mencapai kesepakatan yang adil bagi kedua belah pihak. Dengan persiapan matang, kamu bisa mendapatkan hasil yang sesuai sekaligus menjaga citra profesionalmu.