TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Intip 5 Tren Education Tech 2023, Apa Saja?

Jangan sampai ketinggalan tren di industri EduTech

Ilustrasi Pendidikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandung, IDN Times - Teknologi pendidikan (EduTech) semakin berkembang belakangan ini. Terutama di masa pandemi, mengingat sebagian besar institusi mulai beralih ke mode online.

Hingga saat ini sekolah dan perguruan tinggi juga mulai merasakan manfaat yang terkait dengan pembelajaran digital. Atas fenomena itu, saat ini industri EduTech diperkirakan akan meningkat pesat, bahkan sekali pun pandemi telah berakhir.

Menurut perkiraan Research and Markets, industri ini akan tumbuh di angka 15,52 persen selama lima tahun ke depan, mencapai 605,40 miliar USD pada tahun 2027.

“Di Indonesia, startup EduTech sendiri sedang hype dan digandrungi berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga tokoh-tokoh senior. Proyeksi kami, trennya masih akan terus meningkat,” ucap Roman Kumar Vyas, CEO sekaligus Founder Refocus Education Project, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (23/12/2022).

Roman melanjutkan, pandemi yang mengubah kebiasaan para pelajar dengan pendidikan jarak jauh menjadikan model pembelajaran yang ditawarkan EduTech makin relevan untuk diaplikasikan.

“Peluang baru, seperti adanya kolaborasi pemerintah dengan platform digital semakin membantu proses percepatan digitalisasi dunia pendidikan di Indonesia,” kata Roman.

Berikut prediksi Refocus tentang lima teknologi pendidikan yang akan menjadi tren tahun 2023:

1. Game-based learning

Ilustrasi main game. (IDN Times/Mardya Shakti)

Generasi Z saat ini umumnya menyukai sesuatu hal yang kreatif, praktis, dan menyenangkan dalam berbagai aktivitas, termasuk ketika belajar. Permainan atau aplikasi yang terdapat dalam model pembelajaran berbasis game menjadi salah satu yang sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam berpikir.

Ada beberapa jenis game-based learning yang sering digunakan mulai dari yang konvensional (tanpa menggunakan gawai) hingga yang berbasis video game, baik menggunakan perangkat desktop maupun mobile.

2. AR dan VR

pixabay.com/jazzrossi

Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) semakin berkembang pesat, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan teknologi ini, siswa dapat mengikuti pembelajaran secara imersif dengan visualisasi objek.

Contohnya, penggunaan aplikasi VR dan AR untuk mempelajari astronomi atau ilmu rasi bintang. Tak hanya itu, teknologi tersebut pun dapat mendukung pelajaran anatomi hewan tanpa melakukan pembedahan.

3. Personalization through a data-driven approach

Ilustrasi siswa sekolah dasar belajar online. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Pendekatan dengan menggunakan data diperkirakan akan menjadi top tren di industri edukasi teknologi. Personalisasi pembelajaran berfokus pada menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang sudah dimiliki siswa dengan materi pembelajaran yang baru.

Data juga dapat digunakan perusahaan EduTech untuk mengaplikasikan perubahan dan perbaikan dalam pengalaman belajar siswa.

4. Blockchain analysis

ilustrasi blockchain (Pixabay.com/Tumisu)

Penerapan Blockchain sudah dilakukan di dunia pendidikan, meski masih terlihat sederhana misalnya dalam urusan penerbitan sertifikat elektronik yang berjalan di sistem blockchain berbentuk buku besar (ledge book).

Nantinya, segala aktivitas akan terekam di dalam jejak digital pada ledge book, seperti proses absensi di kelas untuk mengurangi tindakan siswa bolos di dalam kelas, juga penerapan e-certificate yang akan menghilangkan pembuatan ijazah palsu.

5. Cloud-based infrastructure

ilustrasi komputasi kuantum (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Salah satu implementasi infrastruktur awan di dunia pendidikan adalah sebagai server sistem manajemen pembelajaran atau learning management system (LSM). Server ini merupakan rumah yang mampu menampung jumlah yang masif dari berbagai materi pembelajaran seperti konten video, 3D modeling hingga machine learning.

Implementasi infrastruktur awal juga memudahkan diakses secara berkala, kapan saja, di mana saja, bahkan bersamaan oleh peserta didik selama 24 jam penuh. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga dapat membuat pekerjaan menjadi lebih ringan.

Baca Juga: MySkill, Startup Edutech Karya Alumni ITB Meraih Pendanaan East Venture

Baca Juga: Sempurnakan Mutu Pendidikan, Kemdikbudristek Terapkan Rapor Pendidikan

Berita Terkini Lainnya