Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung hingga saat ini masih mencari cara agar sampah bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi ataupun kebermanfaatan bagi masyarakat. Salah satunya dengan intensif mencoba metode Peuyeumisasi.
Metode Peuyeumisasi ini berupa pengolahan sampah yang diberi cairan khusus semacam bio activator dan diproses mirip pembuatan makanan khas Sunda 'peuyeum'.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Sopyan Hernadi, proses Peuyeumisasi dengan cairan bio activator membuat volume sampah menjadi menyusut dan semakin padat. Setelah menyusut, sampah lalu diolah kembali menggunakan mesin hingga berubah jadi bahan bakar padat.
"Sampah dikasih semacam bio activator untuk memperlunak fisik sampah ibarat seperti peuyeum. Setelah agak lembut dicampurkan semacam perekat atau agregat, masuk ke mesin bisa menjadi semacam pelet atau briket," kata Sopyan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Jalan Indramayu beberapa waktu lalu.
Sopyan menambahkan, proses Peuyeumisasi menghasilkan bahan bakar padat berkualitas cukup baik. Bahkan cukup mumpuni untuk penggunaan skala industri.
"Kalau briket bisa dijadikan bahan bakar seperti kompor. Sedangkan pelet bisa untuk bahan bakar pabrik atau pembangkit listrik tenaga uap. Tapi memang lebih dianjurkan agar digunakan untuk mesin besar karena sudah ada teknologi penyaringan uap hasil pembakarannya nanti," tambahnya.