Ulama Nilai Beri Dukungan Politik Gunakan Alquran Tak Etis

Polda Jabar nilai tidak ada unsur pidana dalam kasus ini

Bandung, IDN Times - Kasus pengambilan sumpah para kader Partai Golkar sebagai wujud dukungan terhadap Airlangga Hartarto untuk menjadi ketua umum terus berlanjut. Sejumlah ulama menilai tindakan pengambilan sumpah di bawah Alquran dalam kepentingan politik sangat kurang etis.

Hal itu muncul setelah proses deklarasi politik yang dipimpin mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dengan menggunakan kitab Alquran sebagai medium janji. Dimana Dedi Mulyadi memimpin langsung pengambilan sumpah tersebut di Purwakarta, pekan lalu.

1. Perlu disikapi serius

Ulama Nilai Beri Dukungan Politik Gunakan Alquran Tak EtisIDN Times/Galih Persiana

Perwakilan ulama dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Harto menilai, tindakan menjadikan Alquran untuk kepentingan politik tentu sangat tidak etis. Menurut dia, persoalan kitab suci tidak bisa dibuat permainan. Karena itu, mereka meminta peristiwa tersebut disikapi serius, agar tidak menjadi preseden buruk.

"Kami pandang perlu disikapi agar tidak jadi presenden buruk bagi yang lain. Kami tidak lihat sisi politis. Kami tidak ada kepentingan," ucap Harto dalam rilis yang diterima IDN Times, Selasa(10/9).

2. Melaporkan ke Polda Jabar bersama 14 ormas Islam

Ulama Nilai Beri Dukungan Politik Gunakan Alquran Tak EtisIDN Times/Galih Persiana

Harto menyebutkan, peristiwa yang terjadi dalam rekaman tersebut telah dilaporkan kepada Polda Jabar, pada Senin(9/9). Menurut dia, pengaduan itu dilakukan bersama 14 ormas Islam yang ada di Jawa Barat.

"Ada beberapa ormas Islam melapor ke polda. Ini bukan masalah kaitan penistaan agama tapi ada hal yang salah dalam penerapan kaitan kemarin lebih ke penyalahgunaan," ujar Harto.

3. Menyerahkan kasus kepada pihak berwajib

Ulama Nilai Beri Dukungan Politik Gunakan Alquran Tak EtisIDN Times/Humas Polda Jabar

Kendati demikian, lanjut Harto. Pihaknya, menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Polda Jabar. Pasalnya, dirinya mengakui memang tidak ada unsur pidana didalam tayangan video yang beredar tersebut. Namun, persoalan itu dipandang secara etika memang tidak etis ketika Alquran dijadikan medium sumpah untuk kepentingan politik.

"Kita kembalikan ke berwenang, kami ikuti saja prosedur hukum yang berlaku," ujar dia.

Baca Juga: Dugaan Penyalahgunaan Alquran, Dedi Mulyadi Diadukan ke Polisi

4. Diketahui dari rekaman video yang beredar

Ulama Nilai Beri Dukungan Politik Gunakan Alquran Tak EtisYoutube.com

Seperti diketahui, persoalan ini muncul dan menjadi perbincangan netizen setelah rekaman video tersebut beredar melalui media sosial. Dalam rekaman video tersebut terlihat Dedi Mulyadi menggelar kegiatan Partai Golkar di Purwakarta pada Minggu( 31/7) lalu.

Dimana, Dedi memimpin langsung pengambilan sumpah ketua dan pengurus DPD Partai Golkar kabupaten/kota se-Jabar di hadapan Airlangga Hartarto yang juga hadir dalam kegiatan tersebut.

Dalam video juga terungkap, selain menyatakan komitmennya mendukung Airlangga Hartarto di bawah sumpah Alquran, para ketua dan pengurus DPD Partai kabupaten/kota di Jabar itu juga menyatakan siap menerima laknat jika komitmen tersebut dilanggar.

Video itu akhirnya berujung pada pengaduan Dedi Mulyadi kepada Polda Jabar oleh warga bernama Luis Salman pada Selasa(3/9). Dedi dinilai menyalahgunakan Alquran karena mengambil sumpah di bawah Alquran yang dirangkaikan dengan kata-kata laknat.

"Saya menilai, apa yang dilakukan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar dalam video tidak etis. Selain itu, saya juga menilai Alquran tidak tepat digunakan untuk deklarasi politik," tegas Luis melalui sambungan telepon selulernya, Kamis(5/9).

Baca Juga: Diduga Gunakan Alquran untuk Politik, Dedi Mulyadi Dituntut Minta Maaf

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya