Positif Corona di Jabar Bertambah, Warga Diminta Kurangi ke Jakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau kepada warga untuk mengurangi pergerakan menuju DKI Jakarta. Sebab, kata Emil, kasus pasien positif terinfeksi virus corona di Jabar terus bertambah.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Jawa Barat, pasien positif terpapar virus corona baru atau COVID-19 di Jawa Barat sudah mencapai 22 orang di mana pada akhir pekan kemarin hanya 10 orang.
Emil menyebutkan, angka ini mengalami kenaikan dua kali lipat dalam sepekan. Namun, mayoritas dari angka ini atau sekitar 3/4 merupakan warga yang berada di perbatasan Jakarta seperti Kota Bekasi.
"Saya sudah telepon wali kota untuk pastikan kurangi pergerakan ke Jakarta karena episentrum (pusat penyebaran)-nya ada di sana dan terbukti lonjakan di daerah itu (Kota Bekasi)," ujar Emil ditemui di Gedung Sate, Kamis(19/3).
1. Upaya penutupan sudah mulai dilakukan
Emil mengatakan, pemerintah provinsi sudah melakukan berbagai upaya agar penyebaran virus corona tidak berlangsung secara masif di masyarakat. Salah satunya adalah menutup sejumlah akses yang selama ini bisa diakses masyarakat umum.
"Untuk aset di ruang publik kita kurangi. Tapi kalau aset yang sifatnya privat ini kita sudah mengimbau," kata dia.
2. Tapi banyak masyarakat yang justru acuh atas imbauan ini
Sayangnya berbagai imbaun dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seakan dianggap angin lalu. Banyak dari mereka yang masih berkerumun di luar ruangan dan melakukan berbagai kegiatan walaupun tidak terlalu penting.
"Per hari ini memang tidak banyak disiplin, memang mengkhawatirkan," ujarnya.
Salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus ini kemudian dilakukan dengan tes proaktif di mana mereka yang merasa tidak enak badan dan sempat melakukan kontak dengan pasien positif bisa mengikuti tes tersebut di Labkes Dinkes Jabar.
3. Social distancing bukan berarti kita mengisolasi diri
Terkait dengan social distancing atau melakukan isolasi diri dan menjaga jarak, sebenarnya merupakan cara agar publik tidak terlalu berdekatan satu sama lain guna meminimalisir penyebaran virus corona. Namun, hal ini tidak bisa dilakukan semua orang karena banyak dari mereka yang harus bekerja dan tidak bisa berdiam i rumah untuk melakukan aktivitas keseharian.
"Makanya jangan sampai ada opsi lockdown karena itu membutuhkan logistik dan kesiapan lainnya mulai dari tentara dan lain-lain," pungkas Emil.
Baca Juga: Ridwan Kamil: 22 Warga Jabar Positif Terpapar Virus Corona Baru
Baca Juga: Waspada Corona, Dishub Bandung Hentikan Layanan Wisata Bus Bandros