Pandemi Virus Corona, Baru 5 Persen Buruh di Jabar yang WFH

Padahal penyebaran virus di industri padat karya berbahaya

Bandung, IDN Times - Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ( KSPSI) Jawa Barat (Jabar) Roy Jinto mengatakan, saat ini sudah ada beberapa pabrik yang mulai menghentikan operasional secara bertahap. Namun, hal itu bukan untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 yang marak di Indonesia.

Dia mengatakan, operasional pabrik yang mulai menurun aktivitasnya lebih karena bahan baku pabrik mulai habis. Pademi COVID-19 yang terjadi di banyak negara membuat impor bahan baku tidak bisa dilakukan.

"Jadi libur bukan karena pandemi (COVID-19). Tapi memang bahan untuk memproduksi sudah tidak ada," ujarnya.

Di sisi lain, negara tujuan ekspor pun saat ini banyak yang menutup diri. Alhasil barang yang dibuat pabrik tidak bisa dijual dan hanya menumpuk di gudang.

1. Hanya sekitar lima persen buruh di Jabar yang sudah bekerja dari rumah

Pandemi Virus Corona, Baru 5 Persen Buruh di Jabar yang WFHMassa buruh yang menolak Omnibus Law terlihat mulai bergerak menuju Bundaran Waru, Rabu (11/3). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Dia menuturkan, jumlah buruh di Jabar yang bekerja di perusahaan padat karya saat ini jumlahnya mencapai sekitar dua juta jiwa. Dari angka itu hanya sekitar lima persen saja yang sudah bekerja dari rumah. Sedangkan sisanya masih berjibaku bekerja untuk mencari penghasilan.

Sejumlah perusahaan merumahkan pekerjanya secara bertahap. Ada yang sudah dilakukan sejak akhir Maret sampai awal April. Tapi ada juga yang baru meliburkan pekerja per April karena menilai pandemi ini masih akan berlangsung di Indonesia.

"Itu inisiatif dari perusahaannya untuk meliburkan. Tapi ini juga tidak langsung dan semua pekerja, tapi bertahap. Misalnya, ada beberapa perusahaan di Purwakarta," ujar Roy.

2. Disnaker harus memantau perusahaan yang merumahkan pekerjanya

Pandemi Virus Corona, Baru 5 Persen Buruh di Jabar yang WFHIlustrasi Rupiah (ANTARA FOTO/Rahmad)

Di sisi lain, KSPSI meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar ikut memantau perusahaan yang merumahkan pekerja untuk sementara waktu. Jangan sampai perusahaan ini tidak membayar upah dengan wajar sesuai perjanjian.

Di sisi lain, mereka pun harus memperhatikan tunjangan hari raya (THR) para pekerja. Saat ini mulai tercium ada perusahaan yang berniat tidak membayar THR dengan alasan para pekerja tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya.

"Ini (THR) perlu diperhatikan. Jangan sampai alasan corona ini membuat banyak buruh tidak digaji juga. Jadi walaupun diliburkan gaji dan THR tetap harus dibayar," ungkpanya.

3. API Jabar sebut operasional pabrik sulit jika harus berhenti

Pandemi Virus Corona, Baru 5 Persen Buruh di Jabar yang WFHIDN Times/Uni Lubis

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat (Jabar) Rizal Tanzil menuturkan, saat ini memang sudah ada sejumlah perusahaan yang mengurangi produksinya. Namun, jika harus diberhentikan secara total itu tidak mungkin. Operasional tetap harus jalan untuk keberlangsungan perusahaan.

"Karena pabrik ini kan tidak bisa kalau mau WFH (work from home). Mesin tetap harus beroperasi. Kalau mesin berhenti, usaha kita berhenti juga," ujar Rizal.

4. Lebih mengutamakan pencegahan ketimbang menghentikan pekerjaan

Pandemi Virus Corona, Baru 5 Persen Buruh di Jabar yang WFHIlustrasi Masker (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Rizal menuturkan, untuk mengantisipasi penyebaran virus ini di pabrik, API Jabar telah menginstruksikan seluruh anggotanya agar meningkatkan pencegahan. Misalnya, setiap karyawan yang masuk dan bekerja dicek terlebih dahulu suhu tubuhnya. Kemudian mereka pun diimbau agar rajin mencuci tangan. Semprotan disinfektan pun kerap dilakukan di dalam pabrik agar virus berbahaya ini tidak menyebar.

Di sisi lain, dari segi kesehatan, pihak perusahaan pun menambah fasilitas di klinik yang ada di dalam pabrik. Dengan demikian, ketika ada hal yang kaitannya dengan COVID-19 bisa ditangani terlebih dahulu sebelum dirujuk ke rumah sakit terdekat.

"Kita lebih ke sana (pencegahan). Karena kalau operasional berhenti dan karyawan di rumahkan, mereka kan tetap harus dibayar," papar Rizal.

Baca Juga: Imbas Pandemi Corona, 1.200 Buruh Pabrik Tekstil PT Kahatex Dirumahkan

Baca Juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Buruh Pabrik Padat Karya Tetap Kerja

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya