Masih Ada Rumah Sakit Swasta Tak Berpartisipasi Tangani COVID-19

Seluruh rumah sakit harus berperan dalam pandemik COVID-19

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan masih ada rumah sakit swasta yang enggan ikut serta dalam penanganan pandemik COVID-19. Seharusnya di tengah kondisi seperti ini jangan ada satupun rumah sakit yang menolak untuk berpartisipasi tangani wabah virus corona.

"Semua fasilitas kesehatan harus melawan COVID-19," ujar Emil di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Senin (1/2/2021).

Dia menegaskan, setiap rumah sakit khususnya yang ada di Jabar harus bisa terjun menangani pandemik. Di mana 30 persen dari jumlah tempat tidur wajib digunakan untuk pasien COVID-19.

1. Maksimalkan penggunaan tempat tidur pasien di rumah sakit

Masih Ada Rumah Sakit Swasta Tak Berpartisipasi Tangani COVID-19Ilustrasi. ANTARA FOTO/Fauzan

Emil menuturkan, di setiap rumah sakit seharusnya ada 30 persen tempat tidur yang digunakan untuk pasien COVID-19. Selama ini penggunaan tempat tidur tersebut kurang termaksimalkan sehingga presentasen bad occupancy rate (BOR) kerap tinggi.

"Makanya kami harus cek ini setiap RS memberikan jaminan 1/3 tempat tidur untuk COVID-19. Jangan ada alasan," paparnya.

2. Berharap tidak ada karantina mandiri di rumah sendiri

Masih Ada Rumah Sakit Swasta Tak Berpartisipasi Tangani COVID-19Ilustrasi. Ruang isolasi RSUD Kabupaten Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Mantan Wali Kota Bandung ini pun berharap tidak ada masyarakat yang terpapar COVID-19 melakukan isolasi mandiri di dalam rumah. Meskipun orang tersebut tak bergejala, atau bergejala ringan.

Isolasi di rumah berbahaya karena selama ini banyak penyebaran dari sisi keluarga karena rumah mereka kurang layak dijadikan tempat isolasi.

"Misal rumahnya berdekatan atau berdempetan. Ada juga yang bercampur dengan yang sehat. Nah ini bisa membuat angka kasus bisa melonjak," pungkasnya.

3. Angka kasus aktif di Indonesia tinggi, kalahkan India

Masih Ada Rumah Sakit Swasta Tak Berpartisipasi Tangani COVID-19Ilustrasi pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa

Jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia pada Minggu, 31 Januari 2021 mencapai 175.095. Data yang dikutip dari laman World O Meter ini resmi membuat kasus COVID-19 di Tanah Air menjadi angka tertinggi di kawasan Benua Asia setelah melewati India dengan kasus aktif 170.203. 

Bertambahnya angka kasus COVID-19 ini membuat Indonesia berada di peringkat ke-15 di dunia dalam penyebaran virus corona. Sementara, total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 1.078.314, di mana pada Minggu kemarin ada penambahan 12.001 kasus baru. Kasus aktif adalah jumlah orang yang masih dinyatakan positif COVID-19. 

Di sisi lain, jumlah kasus positif COVID-19 di India mencapai 10.758.619. Angka ini 10 kali lipat dibandingkan yang ada di Indonesia. Tetapi, angka kesembuhan mereka juga tergolong tinggi yaitu 10.433.988. 

Dalam catatan platform pemantau COVID-19 di Indonesia, Pandemic Talks, India dianggap berhasil meratakan kurva pandemik.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Data Kasus Amburadul Jadi Pemicu PPKM Tak Efektif

Baca Juga: Wacana Karantina Wilayah, Pemkot Bandung: Kita Sudah Lebih Dulu

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya