Gelar PTM 100 Persen: Buka Ruang Baru hingga Bongkar Perpustakaan

330 sekolah di Bandung akan gelar PTM secara penuh

Bandung, IDN Times - Sejumlah sekolah di Kota Bandung mulai melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh atau 100 persen, Senin (10/1/2022). Untuk tahap pertama ada sekitar 330 sekolah berbagai tingkatakan yang diberikan izin menggelar PTM tersebut.

Meski demikian, nyatanya belum seluruh sekolah yang mendapat izin bisa melaksanakan PTM 100 persen. Di sekolah dasar negeri (SDN) 065 Cihampelas misalnya, sekolah baru akan menggelar PTM 100 persen pekan depan.

Kepala Sekolah SDN 065, Helmi Ramlan menuturkan, sekolah ini menjadi percontohan yang bisa menggelar PTM penuh. Namun, untuk menggelar hal itu pihaknya masih berbenah agar pembelajaran di kelas tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.

"Untuk kemacatan ini hanya kami. Tapi belum (PTM 100%) karena kemarinkan disampaikan hari Jumat, jadi kami butuh sosialisasi para orang tua dan butuh persiapan," ujar Hilman.

Sekarang pola PTM masih menggunakan sistem sebelumnya, di mana siswa masuk beradasarkan shift.

1. Fasilitas yang ada belum idel

Gelar PTM 100 Persen: Buka Ruang Baru hingga Bongkar PerpustakaanSekolah terapkan desain 2 meja dengan 3 kursi untuk menjaga jarak ketika PTM 100%. IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, tidak semua sekolah yang diberi izin untuk PTM 100 persen memiliki sarana dan prasarana memadai. Misalnya di SDN 065, mayoritas meja yang ada khusus digunakan dua siswa, masih sedikit meja kecil yang digunakan satu siswa.

Untuk itu, pihaknya melakukan improvisiasi dengan mengubah desain meja, di mana dua meja disatukan dan dipakai untuk tiga siswa. "Jadi masih ada jarak lah. Kalau satu meja dua siswa ini masih berdekatan," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga terpaksa membongkar perpustakaan agar bisa digunakan siswa belajar sesuai jamnya. Jika tidak dilakukan ini maka siswa tetap akan menumpuk di dalam satu kelas.

2. Waktu belajar maksimal 5 jam

Gelar PTM 100 Persen: Buka Ruang Baru hingga Bongkar PerpustakaanDok. Humas Pemkot Bandung

Untuk waktu belajar, SDN 065 kemungkinan tidak akan menerapkan enam jam setiap harinya. Sebelum pandemik sekolah ini sudah memiliki dua shift belajar. Artinya ketika corona harus ada pembagian shift kembali agar bisa memecah jumlah siswa dalam satu kelas tidak menumpuk.

Kondisi itu berdampak pada jam belajar siswa yang harus berkurang. Karena tidak mungkin setiap guru harus mengajar setiap shift mencapai enam jam.

"Paling empat sampai lima jam. Kalau enam jam berarti mereka kerja 12 jam. Bisa pingsan yang ada," ujar Hilman.

3. Orang tua siswa sudah berharap tidak ada PJJ

Gelar PTM 100 Persen: Buka Ruang Baru hingga Bongkar PerpustakaanIlustrasi PJJ siswa SD (Dok. KPAI)

Menurutnya, PTM 100 persen sangat dinantikan orang tua siswa. Karena dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) amatlah sulit. Orang tua yang bekerja harus juga mengajarkan anaknya, padahal ilmu pendidikan belum tentu mereka miliki.

"Sekarang yang guru saja milsanya, kan ada ilmu pendidikan, tapi mereka juga sulit harus ngajar anak orang kemudian mengajar anak sendiri. Apalagi mereka yang belum punya ilmu pendidikan pasti lebih kesulitan," kata dia.

Baca Juga: PTM Sekolah Mulai 100 Persen di Bandung, Belajar Hanya 6 Jam Sehari

Baca Juga: Pemkot Bandung Siap Gelar PTM SD-SMP 100 Persen Secara Bertahap

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya