Sarimukti Masih Kebakaran, Pemerintah Cari Lahan untuk TPA Baru

Pemkab Bandung Barat sudah survey lokasi TPA Baru

Bandung Barat, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat membidik sejumlah lokasi untuk dijadikan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) menyusul adanya kebijakan pengurangan jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti.

Seperti diketahui pembuangan sampah ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini belum normal karena api masih membakar gunungan sampah. Pembuangan hanya bisa dilakukan ke zona darurat dengan kapasitas terbatas yang kini nyaris penuh.

"Kami sedang mencari lahan untuk dipakai lokasi TPA guna menampung sampah sisa yang tak bisa dibuang ke Sarimukti," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat, Ibrahim Aji, Rabu (6/9/2023)

1. Ada pembatasan daya tampung sampah

Sarimukti Masih Kebakaran, Pemerintah Cari Lahan untuk TPA Baruinstagram.com/yobelnovianputra

Lahan yang dibidik untuk lokasi TPA khusus pembuangan sampah itu merupakan kebutuhan mendesak, menyusul adanya kebijakan empat wilayah di Bandung Raya wajib mengurangi 50 persen sampah ke TPA Sarimukti.

Rinciannya, Kota Bandung 628 ton, Kabupaten Bandung 128 ton, Kota Cimahi 81 ton, dan Bandung Barat 72 ton per hari. UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat selaku pengelola TPA Sarimukti hanya akan menerima jenis sampah residu.

"Produksi sampah di Bandung Barat ada sekitar 150 ton per hari. Dengan adanya kebijakan pengurangan ini, kami sedang mencari lahan untuk dipakai lokasi TPA. Bandung Barat memang sudah harus punya TPA sendiri," tutur Aji.

2. DLH KBB sudah survey calon lokasi TPA

Sarimukti Masih Kebakaran, Pemerintah Cari Lahan untuk TPA BaruGoogle

Aji mengatakan, pemerintah sudah menyurvey sejumlah lokasi yang dibidik untuk dijadikan TPA. Di antaranya lahan bekas TPA Pasir Buluh Lembang, di Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, lahan milik TNI di Padalarang, serta di Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas.

Namun penetapan TPA tersebut, kata Aji harus didukung baik dari sisi kajian lingkungan, status kepemilikan, izin dari warga sekitar, hingga kemudahan akses bagi armada. Kajian tersebut akan segera dilakukan DLH KBB

"Untuk Pasir Buluh sepertinya tidak memungkinkan, karena rawan longsor. Tinggal di daerah Cipatat, Padalarang, dan Citapen. Tapi ini kami harus lakukan kajian dulu, apakah lokasinya cocok atau tidak," tutur Aji.

3. Kebutuhan lahan untuk TPA di KBB sudah mendesak

Sarimukti Masih Kebakaran, Pemerintah Cari Lahan untuk TPA BaruTPA Sarimukti yang Masih Belum Dibuka Akibat Kebakaran. (Bangkit Rizki/IDN Times)

Aji menerangkan kebutuhan lahan TPA di Bandung Barat memang sudah sangat mendesak. Bukan saja karena ada kebijakan pengurangan sampah dari DLH Jabar, tapi juga karena pertimbangan waktu operasional TPA Sarimukti yang akan segera habis. Apalagi biaya angkut sampah ke Logok Nangka sangat besar.

"Jadi kami harus punya laham TPA mandiri. Kalau pun gak beli lahan, minimal sewa dulu," jelasny.

Selain menyediakan lahan untuk pembuatan TPA mandiri, Bandung Barat akan mengoptimalkan fungsi bank sampah dan TPS3R. Harapannya, 78 ton sampah yang tak bisa diangkut ke Sarimukti bisa ditangani sehingga tak bercecer di ruang publik.

"Kami punya 14 TPS3R yang aktif hanya empat, maka sisa sepuluh akan kita aktifkan kembali. Bank sampah dari 45 unit yang aktif sekarang baru 25 unit, jadi kami aktifkan lagi yang 20 unit sisanya. Tak cuma itu, kami juga akan gencarkan edukasi masyarakat supaya benar-benar ikut pilah sampah," kata Aji.

Baca Juga: Masih Ada Api, Helikopter Water Bombing Beraksi Lagi di TPA Sarimukti

Baca Juga: Menanti Langkah Bey Machmudin Selesaikan Kebakaran TPA Sarimukti

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya