Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Meningkat, 125 Kasus Per 2021

Kasus ini diharapkan tidak naik pada triwulan kedua

Bandung, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung menyatakan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami peningkatan di awal 2021.

Sekdis DP3A Kota Bandung, Irma Nuryani mengatakan, dari Januari sampai Maret 2021 ada total 125 (kasus). Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2020.

"Tahun lalu sampai akhir tahun ada 325 kasus. Sementara ini triwulan pertama sudah 125. Mudah-mudahan gak naik drastis ke depannya," ujar Irma di Balai Kota Bandung, Kamis (15/4).

1. Sebagian besar korban melapor langsung

Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Meningkat, 125 Kasus Per 2021Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan (IDN Times/Sukma Shakti)

Dari 125 kasus yang sudah diterima DP3A Kota Bandung, penyebab tindakan kekerasan pada perempuan dan anak sebagian besar dipicu oleh persoalan ekonomi. Irma bilang, masalah ini masih menjadi faktor penunjang yang kuat.

"Alhamdulillah sekarang banyak masyarakat peduli terhadap tindakan kekerasan, jadi banyak yang melaporkan. Melapor tindakan kekerasan terhadap anak terkait seksual anak banyak," ungkapnya.

2. Laporan kekerasan terhadap anak juga meningkat

Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Meningkat, 125 Kasus Per 2021Ilustrasi kekerasan pada Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Di sisi lain, ada pula faktor kondisi pandemik COVID-19 yang saat ini banyak berdampak pada sosial masyarakat hingga berujung pada kekerasan. Irma menuturkan, pada awal 2021 ini, perempuan banyak mengalami kekerasan secara fisik, dan pisikis.

"Untuk kekerasan terhadap anak terkait pelecehan seksual, ini jumlahnya meningkat berdasarkan laporan yang kita terima itu, ya," ucapnya.

3. Pendampingan pada korban dilakukan DP3A Kota Bandung

Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Meningkat, 125 Kasus Per 2021Ilustrasi Kekerasan pada Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

DP3A tidak hanya menerima laporan dari para korban, melainkan juga pendampingan secara psikologi terhadap korban kekerasan. Pendamping juga terkadang berlanjut ke wilayah hukum.

"Mungkin dalam pandemi ini sehari 24 jam banyak kaum bapak tidak bekerja. Mereka bersama dalam satu rumah tangga, kemudian kesadaran kurang dan emosi tinggi," katanya.

4. Belum ada laporan perdagangan anak

Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Meningkat, 125 Kasus Per 2021Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Soal perdagangan anak di bawah umur, DP3A Kota Bandung menyampaikan bahwa belum ada temuan atau laporan dari kasus itu. Di sisi lain, ia menambahkan, warga sekitar yang ada dekat rumah tinggal korban harus banyak memberikan dampak positif, dan dorongan penyembuhan.

"Kita ada memantau atau memberikan trauma healing pada korban pelecehan pada anak-anak, dan ini terus kita pantau," kata dia.

Baca Juga: Sempat Kena Kasus Kolam Ikan, GBLA Diusulkan Jadi Venue Piala Menpora

Baca Juga: Anggaran Perawatan GBLA Rp2,4 Miliar, Tapi Hasil Tak Sesuai

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya