HUT Kota Bandung, Janji Politik Oded-Yana Terhalang COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merayakan hari jadi atau HKJB ke-211, Sabtu (25/9/2021). Perayaan ini bertepatan juga dengan tiga tahun kepemimpinan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan Wakil Wali Kota, Yana Mulyana.
Selama tiga tahun memimpin Kota Bandung, janji politik Oded-Yana masih belum terlihat secara pasti. Muradi, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Padjadjaran (Unpad) mengatakan bahwa keduanya sangat diuntungkan karena masyarakat fokus menangani masalah pandemik COVID-19.
"Mang Oded-Yana ini diuntungkan oleh COVID-19. Publiknya tidak terlalu ngotot untuk berharap janji politik dia, melainkan bagaimana merespons bentuk vaksinasi dan penanganan," ujar Muradi, Sabtu (25/9/2021).
1. Publik tidak meminta janji politik Oded-Yana karena fokus pandemik
Kondisi pandemik COVID-19 merupakan bonus. Muradi bilang, dengan sisa kepemimpinan keduanya harus melompat dan mengejar semua janji politik agar terlaksana dengan maksimal dan mendapat simpati masyarakat.
"Publik sekarang tidak nagih loh (janji politik), karena sekarang itu orang fokus pada penangan COVID-19 dan vaksinasi. Mereka punya waktu 1,5 tahun ke depan untuk bisa mewujudkan itu," ungkapnya.
2. Harus menuntaskan program dan janji politik yang belum terlaksana
Jika tidak segera dilaksanakan semua janji politiknya, Muradi mengatakan, Oded-Yana akan mendapatkan sentimen kurang baik jika mengajukan kembali menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
"Kalau tidak evaluasi, masyarakat merasa bahwa Oded-Yana tidak cukup baik, dan bisa jadi 2024 tidak dipilih lagi. Kalau ternyata bagus akan dipilih lagi," jelasnya.
3. Muradi beri catatan penting untuk Wali Kota Bandung
Muradi menambahkan, dalam HJKB ke-211 ada beberapa catatan penting untuk Oded-Yana. Pertama soal vaksinasi, kedua menyangkut pelayanan publik untuk masyarakat di Kota Bandung.
"Ketiga soal kepemimpinan, menyangkut pada dua hal kepemimpinan politik dan birokratik. Kepemimpinan politik itu ada di wali kota dan wakil, kemudian kepemimpinan birokratik itu soal program dinas-dinas," katanya.
4. Perlu ada harmonisasi antara program pimpinan dan masyarakat
Poin ke empat, Muradi mengatakan, perlu ada harmonisasi hubungan antara kepemimpinan politik dan birokratik. Dalam hal ini, Sekda Kota Bandung harus bisa memahami visi misi wali kota dan wakilnya. Namun, perlu juga memahami yang menjadi kehendak publik.
"Saat ini malah terjadi semacam pemahaman yang tidak sama antara Sekda yang harusnya menjadi bagian penting dari menjalankan perizinan antara kepemimpinan politik dan birokratik. Dia tidak terlalu bisa menjalankan secara produktif," kata dia.
Baca Juga: Potret Warga Bandung Bebersih Kota Jelang Hari Jadi ke-211
Baca Juga: Sekda Klaim Penyebaran COVID-19 Kota Bandung Terkendali